Senin, 30 Juni 2008

Safety at workplace



by Fida Meilini


Saya masih ingat sebuah artikel di Warta Ekonomi mengenai Indonesia's Most Caring Company 2006. Tulisan itu membahas mengenai perhatian perusahaan terhadap keamanan, keselamatan serta kesehatan pekerja. Selama ini kita mengetahui bahwa perusahaan yang harus care terhadap keselamatan pekerja hanyalah perusahaan yang banyak bergerak di lapang, seperti bidang property, perminyakan, tambang, dan makhluk sejenis lainnya. Perusahaan seperti ini biasanya memberikan tunjangan keselamatan yang lebih kepada pekerja-pekerjanya, karena tingkat kecelakaan dalam pekerjaan yang sangat tinggi.

Setelah membaca artikel tersebut akhirnya saya sadar bahwa tingkat kecelakaan tinggi dalam pekerjaan tidak hanya dialami oleh pekerja-pekerja lapang saja, tapi juga dapat dialami oleh pekerja yang hanya berkutat di kantor. Namun tentunya tingkat kecelakaan pekerja kantoran dan pekerja lapang berbeda, nah..dimana letak perbedaannya?

Hmm..perbedaan antara keduanya hanya terletak pada jangkauan penglihatan secara kasat mata saja. Maksudnya? jika pekerja di perusahaan kontraktor bisa mengalami patah tulang atau luka-luka lainnya akibat kejatuhan batu atau traktor..wupss..(bisa dilihat dengan kasat mata khaann), maka pekerja kantoran yang dapat mengalami pusing karena tingkat kedinginan Air Conditioner yang cukup membuat kita berada di puncak gunung Himalaya, atau sakit mata yang diakibatkan sahabat tercinta (komputer) mengeluarkan radiasi yang tidak bersahabat, ataupun sakit punggung yang berkepanjangan karena tempat duduk yang disediakan untuk kita tidak sesuai dengan tinggi meja sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dalam bekerja (dan hal seperti ini jarang bisa terlihat langsung oleh kita, namun dapat kita rasakan). Keluhan-keluhan seperti ini tentunya akan mengakibatkan sakit yang berkepanjangan, dan akibatnya bahkan bisa lebih parah daripada pekerja-pekerja di lapang.

Melihat kondisi seperti ini maka timbul pertanyaan dalam benak saya...pernahkah sebuah perusahaan memikirkan hal-hal 'simple' tersebut? Pernahkan mereka melakukan riset terlebih dahulu mengenai kenyamanan dalam bekerja sebelum membeli inventaris kantor? Memang detail dan merepotkan, tapi saya rasa hal ini penting. Layaknya membuat sebuah restoran, kita harus tahu secara detail hingga ukuran meja dan kursi agar customer merasa nyaman makan di restoran kita (Hariono Dayu Group, 2006). Sebenarnya hal ini juga perlu dilakukan oleh tiap perusahaan, karena jika tidak maka akan menimbulkan efek negatif terhadap kinerja pegawai. Bayangkan saja kalo dalam seminggu bekerja seorang pegawai sudah merasakan badannya pegal-pegal, dan tiap 2 minggu sekali dia harus memanggil tukang pijit hanya untuk melemaskan otot-ototnya yang kaku akibat bekerja (padahal kita khan ngga dapat tunjangan pijit, hikss..).

Anyway, Warta Ekonomi memberikan informasi mengenai beberapa hal yang menjadi “musuh” di kantor kita :
1. Posisi tubuh (ergonomi) yang salah ketika melakukan pekerjaan
2. Gerakan berulang (Repetitive motion)
3. Pencahayaan yang terlalu terang/gelap
4. Mouse dan keyboard yang sulit dijangkau tangan
5. Kabel listrik, telepon, internet yang terjuntai ke lantai
6. AC yang terlalu dingin atau malah tidak berfungsi (panas)
7. Alat-alat listrik yang tidak berfungsi sempurna
8. Furniture kantor yang menyusahkan pekerjaan

Nah, udah tau khan apa-apa saja yang harus kita hindari. So everyone, be ware at your office..buat teman-teman yang mau atau sudah bikin company, please be ware ‘bout this too, supaya kita semua terhindar dari sakit yang berkepanjangan…

Last but not least….have a great day.…
Be a success one....
FM 01.07.08



Tentang bisnis


By Luqman Setiawan



Forbes,salah satu lembaga internasional yang getol berbagi informasi seputar profil kaum superkaya di seantero jagat,beberapa hari yang lalu mengumumkan hasil survei tentang peringkat bisnis terhadap 180 negara.Seperti biasa, Indonesia kebagian rangking yang tidak jauh dari seputar "gerbong belakang".Lebih tepatnya, untuk rangkingnya kali ini bangsa kita meraih peringkat 81.

Sebagai gambaran,survei forbes soal rangking bisnis kali ini difokuskan pada tingkat kebebasan personal,diantaranya hak untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum yang jujur,atau kebebasan berekspresi dan berorganisasi,selengkapnya dapat diakses di kompas.com
Satu hal yang sedikit menggembirakan buat kita,adalah bahwa peringkat negeri kita dalam soal bisnis versi forbes kali ini setidaknya masih lebih baik daripada negeri filipina yang menempati rangking 91,dan negeri vietnam yang terpuruk di rangking 113. Namun jika meneropong tetangga terdekat kita, malaysia yang bertengger di rangking 38,Thailand di peringkat 53,dan Singapura yang empuk di peringkat 8,tentu rasanya apa yang kita lakukan dalam segala bidang masih harus lebih keras lagi.Setidaknya,agar ketimpangan keunggulan antar negara dalam soal berbisnis dapat lebih diperkecil lagi.

Berbagai survei dari lembaga independent seputar bisnis selalu menjadi informasi yang menarik dan jadi rujukan para pengambil keputusan baik di tingkat lembaga pemerintahan,maupun lembaga ekonomi.Hal pentingnya adalah,karena bisnis merupakan urat nadi penggerak perekonomian suatu negara yang berperan sebagai spons raksasa penyerap tenaga kerja rakyat yang berlimpah.Begitu vitalnya bisnis,hingga rasulullah Muhammad SAW bersabda bahwa 9 dari 10 pintu rizki ada di perniagaan (niaga=praktek riil dari bisnis).Karenanya,bisnis semestinya ditempatkan secara terhormat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari budaya dan karakteristik bangsa. Disinilah nampaknya pekerjaan rumah kita masih cukup berat.

Salah satu tantangan terbesar yang meyebabkan bangsa kita terus menerus terpuruk secara relatif dibandingkan dengan bangsa bangsa lain utamanya disebabkan karena rendahnya daya saing kekuatan bisnis (business power) kita di era globalisasi perdagangan dengan sengat sistem kapitalis yang mematikan.Rekam jejak (track record) kekuatan bisnis kita dapat diteropong dari akar permasalahan yang paling mendasar di dalam diri kita semua,yakni berkenaan dengan mentalitas bangsa.Yach,mental bangsa kita, termasuk sosektaer semua yang ada didalamnya harus menjadi sumber dari introspeksi total perubahan.Alih-alih mengejar ketertinggalan dengan menyerap total ilmu dan etika berbisnis yang lebih baik,sebagian besar diantara kita malah dengan bangga mengimani mengejar jalan pintas kemakmuran dengan menggadaikan integritas. Maka terhiasilah media massa kita dengan berita yang melulu seputar KKN alias korupsi Kolusi dan Nepotisme,suatu kredo yang ironisnya menjadi mantra bersama saat menumbangkan rezim otoriter sebelumnya.

Di luar belitan penyakit KKN yang begitu besarnya menyedot energi bisnis bangsa,yang tersisa kini tinggallah hidup dengan keamanan dan angan-angan yang semu.Maka tumbuhlah generasi baru,'generasi kardus',yang mengantungkan hidupnya dari 3 mantra keamanan.Keamanan financial (financial security),keamanan pekerjaan (job security),dan keamanan jiwa (insurable security).Tidak heran kalo kita menyaksikan perulangan cita-cita semu anak2 kita,tentang masa depannya.Serentak koor nada yang sama disenandungkan.Ingin jadi pilot,jadi pegawai negeri,jadi tentara,jadi presiden,dan lain-lain.Sedikit yang bilang,ingin jadi pengusaha.Keadaan yang mirip sama dengan jaman penjajahan dulu,saat tunas bangsa menggantungkan impiannya jadi ambtenaar,alias pegawe pamong praja.Karena fatamorgana 3 security yang begitu kuatnya merasuk dalam alam bawah sadar mereka.

Sebagai renungan,saya teringat pada kisah sebuah negeri kecil yang terpuruk ditengah tekanan bangsa lain,tanpa pengakuan dunia internasional,penuh dengan embargo ekonomi,dan seluruh garis pantainya di blokir oleh negara tetangga bernafsu menjadikan negeri kecil tersebut menjadi bagian dari propinsinya.Rakyat di negeri kecil tersebut berjuang dengan segala daya upaya,saling menguatkan diri,dan menciptakan nilai tambah masing-masing.Ironisnya,negeri kecil ini miskin akan sumberdaya alam.Satu-satunya harta terbesar yang mereka miliki adalah diri mereka sendiri.Hari terus berlanjut,dan tahun terus berganti,seiring dengan upaya keras yang mereka lakukan.Budaya bisnis yang mereka geluti,hingga tidak ada satupun yang tersisa,hampir seluruh rakyat memiliki kartu nama,dengan nama diri terpampang didalamnya,dan posisi sebagai direktur utama tertera jelas.Maka muncullah kekuatan bisnis yang pelan tapi pasti kian menguat.Tiap kepala keluarga punya perusahaan,punya produk unggulan,dan meretas pasarnya.Dua-tiga dasawarsa kemudian,negeri yang kecil ini panen raya,impor tenaga kerja besar2an untuk menopang usaha rakyatnya.Ekonominya naik drastis dari masa ketika negeri ini berdiri.Dan satu hal penting,di negeri tersebut warganya nyaris tidak ada yang menganggur,berpenghasilan jauh diatas rata-rata penghasilan negara dikawasan yang sama,dan ...negara tetangga yang besar dan selalu mengancam hingga saat ini tidak dapat menguasainya.Negeri itu,Taiwan.Dan nampaknya kita mesti banyak berkaca darinya []

Evaluasi bulan mei untuk blog ini...

Ibarat bayi yang baru lahir... blog ini juga ibarat bayi yang baru 2 bulan keluar dari rahim ibunya... Lahir dengan kondisi kedinginan, ketidakpastian akan hidupnya dan pertanyaan "Apakah dia akan mendapatkan asuhan dari orang tuanya yang benar2 menyayanginya..???"

Sangat persis dengan kondisi blog ini yang sebelumnya muncul dengan sedikit harapan akan bisa direspon oleh rekan2 semua. Namun dalam prosesnya bayi itu kemudian tidak hanya akan bisa menangis, akan tetapi kemudian belajar melihat keterbukaan dan belajar berbicara serta mendengarkan tentang segala hal yang ada di sekelilingnya.....

Cukup dengan pembukaannya...... ini saya coba beberkan beberapa fakta tentang blog ini....

Blog ini dibuat sebagai penerus dari situs sebelumnya dengan nama (www.sosialekonomipertanianbrawijayamalang1996.webs.com)
yang punya nama sangat panjang kaya kereta api dan punya kesulitan yang cukup tinggi untuk dapat di akses maupun di up date...... sehingga akhirnya terjadi perkenalan dengan blogspot ini.
Blog ini mulai aktif pada akhir Mei 2008 dengan jumlah posting 5 artikel termasuk 1 artikel perkenalan hingga pada Bulan Juni 2008 jumlah posting mencapai 28 artikel dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Luqman 96 (10 posting)
2. Rachman 96 (6 Posting)
3. Siswanto 96 (5 Posting)
4. Boy 97 (2 Posting)
5. Fida 99 (1 Posting)

belum termasuk posting tentang personel sosek (yang tidak masuk kategori artikel)
bagi saya merupakan suatu indikator respon yang luar biasa dari rekan2 yang ternyata tidak hanya berasal dari angkatan 96 saja....(Alhamdulillah kalo bisa lebih luas).

By the way ada hal yang menarik bahwa sejak blog ini di link dengan site meter menunjukkan ada 132 visit (kunjungan dari rekan2 termasuk yang nyasar dari India dan Hongkong hehehe).
Selain itu juga ada kunjungan dari rekan2 lain angkatan seperti Probo(1995) di shoutbox dan Syahid (mungkin 1997) yang mampir memberikan komentar di artikel untung gak masuk STPDN.... mudah2an insyaf dan akhirnya mau mampir serta berinteraksi lewat artikel2 cerdasnya......

Akhir kata Terima Kasih dan ........



Kerinduan yang Memuncak

oleh Boy 97

Seolah-olah aku mendengar derap langkahmu kawan
Menghentak penuh harap....keras menghujam tanah..
Dan sesekali aku mendengar napasmu berpacu dengan waktu

Bahkan aku juga mendengar tetesan peluh menerpa tanah
Deras bukan karena panas, tapi karena derap langkah dan tarikan napasmu

Aku juga tahu kawan bahwa langkahmu tidak gontai walau berat rintangan itu
Sesekali kulihat senyummu menghias indah wajahmu...
Tak ada prasangka, dendam,...iri hati mungkin juga tidak
Sekilas itu yang kulihat

Dan yang paling aku suka kawan, bicaramu, sungguh..
Lantang, jelas, seolah dengan sekali teriakanmu saja tembok Cina akan runtuh
Sungguh jiwa yang bersemangat, tak kenal lelah, walau tak punya jatidiri kata orang

Omong-kosong dengan orang-orang, karena yang kutahu..
Kau sang pembuat perubahan..kala itu

Lama sudah tak kudengar semua itu kawan karena kita tak lagi bersua
Ya benar kawan aku rindu..
Keringat, napas, senyummu kawan
Pasti masih ada, hanya kini untuk siapa kawan...??
Sekedar untukmu saja sebagai keharusan manusia
Atau masih seperti dulu...

Indonesia Menangis

Bagian ke-1 dari 100 tulisan


By Ahmadi (yah) "Boy" Addy Saputra (Sosek Agribisnis 1997)


Hampir setiap hari panca indera kita disuguhi aneka tontonan realitas kehidupan anak-anak bangsa. Rentetan kisah perjuangan menyambung hidup di negeri tercinta ini. Jeratan tuntutan ekonomi yang semakin tidak masuk akal untuk bisa dipenuhi. Makan, sekolah, berobat hampir-hampir menjadi barang langka dan hanya dapat dinikmati segelintir orang secara layak.

Ketika sebagian rakyat mengais-mengais harapan untuk sekedar dapat hidup apalagi layak, sebagian dari kita bertingkah seolah musang kenyang yang rakus. Pola hidup konsumtif dipertontonkan layaknya fashion show di catwalk keserakahan. Dan sang musang memilih kostum domba untuk memanipulasi kebodohannya.

Ketika sebagian rakyat hancur hatinya karena dikhianati oleh pilihan hatinya pada sebuah “pesta” lima tahunan, sebagian dari “sang pilihan hati, sang wakil” bertingkah layakanya tikus yang siap mencuri “hak hidup” rakyat ini. Dan hebatnya sekarang sang tikus tak lagi mencuri tapi merampok karena “lemahya sang kucing” akibat main mata antara mereka.

Dan lagi-lagi penguasa territorial “rimba Indonesia” ini betul-betul bertingkah layaknya singa sang raja hutan. Alih-alih melindungi rakyatnya, justru rakyat yang lemah dijadikan santapan lezat. Keseimbangan. Itulah rimba “yang kuat akan memakan yang lemah”, wuih..penganut Charles Darwin sejati..

Penguasa-penguasa berilah hambamu uang..(demikian Iwan Fals berdendang)..BLT pun dikucurkan, untuk sebuah alasan mengurangi beban rakyat. Sakit kanker diberi obat sakit kepala. Yang penting minum obatlah..Kalau sakit berlanjut, rasain lo..

Dan parahnya lagi penguasa hanya punya satu obat, untuk semua jenis penyakit..dewa dari segala obat penghilang sakit, pil sakti bermerk “kebijakan moneter”, dengan komposisi interest (bunga) 90 %. Aturan pakai : jika harga minyak dunia naik, harga BBM ikut naik, harga kebutuhan hidup naik, uang yang beredar naik, inflasi naik..Maka obatnya naikkan SBI (sertifikat bank Indonesia), bunga-bunga bank naik, masyarakat tertarik menyimpan uang di bank. Selesai…??? Bunga simpanan tinggi, bunga kredit tinggi, pengusaha tak mampu bayar beban bunga, ekonomi lesu…Pengangguran merebak!! Gampang toh, turunkan SBI, bunga kredit rendah, pengusaha bergairah, tenaga kerja terserap, daya beli naik, uang beredar naik, inflasi naik,dan seterusnya, kembali ke atas..Terus dimana sector riil berperan,.mana gua tahu..penganut John Maynard Keyness sejati.

Saya tidak tahu kenapa dua cecunguk Darwin dan Keynes itu masih saja dianut…Atau memang kita yang tidak paham ekonomi, sehingga yang berhak berbicara tentang kesejahteraan hanya mereka yang duduk di singgasana penguasa..Kita hanya berhak diam atau bersuara lantang di “seberang jalan” seperti kawan-kawan mahasiswa..

Bersambung….


Jumat, 27 Juni 2008

Refleksi Diri

By Siswanto Ariadi

Saya mempunyai rutinitas yang lumayan monoton untuk mengejar rejeki di pinggiran jakarta. Berangkat dari Bogor jam 6 pagi, nyampai kantor di Bekasi jam 7.15, makan pagi di warung, baca koran pagi, trus mulailah bekerja dari jam 8 sampai malam, dan nyampe rumah dari jam 9-10an malam. Begitu seterusnya sampai hampir 2 thn ini.
Kadang saya berfikir mengenai masa kuliah saya, dengan wacana yang condong kiri, bekerja seperti ini sangat jauh dari bayangan ideal yang saya gambarkan dulu. Dulu saya sangat menentang cara hidup "linier" yaitu kuliah, kerja, karir, kawin, punya anak, memelihara anak, bla...bla...bla... dan akhirnya mati. Sungguh tak ubahnya saya seperti hewan yang mati tanpa meninggalkan apapun. Masih untung hewan ada yang mau makan dagingnya. Lha kalau saya???
Mungkin "Sumanto" pun belum tentu mau...?
Sampai saat ini saya pun masih bingung kok bisa saya terjebak dalam situasi ini???

Jadi apakah ini adalah buah dari sesuatu hal yang saya hindari atau bagaimana. Teringat lagi dengan buku The Secret, jika kita menghindari sesuatu, maka justru akan datang energi yang besar tentang sesuatu tersebut. Jika kita benci terhadap sesuatu maka justru itu akan terjadi pada diri kita peristiwa tersebut. Aneh?? Dan itu terjadi pada saya..

Jadi proporsional aja dalam menilai sesuatu....

Siswanto Ariadi

Kamis, 26 Juni 2008

BLT (Bahan Lelucon Terkonyol)

by Siswanto Ariadi

Akhirnya terjadi juga....
BBM naik hampir 30 % dan itu pasti berdampak dengan naiknya semua kebutuhan masyarakat.
Semua barang2 naik juga mengikuti meningkatnya harga BBM.
Logika dasar pemerintah dalam menaikkan BBM adalah harga pasar internasional sudah $130/barel dan itu kalo diliterkan adalah 12 rb per liter. Pemerintah merasionalisasikan bahwa kenaikan harga BBM tidak terelakkan untuk menaikkan harga BBM karena subsidi negara yang dibakar oleh oleh minyak "katanya" sudah 400 trilyun. Jadi dari pada duit yang besar itu hangus terbakar mendingan untuk pembangunan yang lain, contohnya adalah infrastruktur, beasiswa pendidikan, pembangunan irigasi dan lainnya.
Sekarang yang perlu dikaji adalah efektifkah BLT itu????
Logika pemerintah untuk memberikan BLT adalah bahwa kenaikan harga komoditas dan jasa pasti akan naik mengikuti kenaikan harga BBM. Jadi perlu ada bantalan untuk menahan goncangan akibat terkoreksinya pendapatan masyarakat ekonomi lemah agar tidak "terlalu sengsara" dalam menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokoknya. Pemerintah memperkirakan bahwa kenaikan harga bahan dan jasa berkisar 10-30 %, sehingga diperlukanlah BLT untuk menahan goncangan disparitas pendapatan dan pengeluaran. Sehingga masyarakat ekonomi lemah masih dapat memenuhi kebutuhan pokoknya selama 6 bulan. Dan sesudah itu wassalam.... Tidak ada lagi instrumen pemerintah untuk BLT lagi bagi masyarakat ekonomi lemah. Dan pendapatan masyarakat tetap aja berkisar 500-600 rb per bulan. Dan kedepan nggak tahu apakah mereka akan makan nasi dengan lauk atau tidak? Anaknya mungkin tidak lagi minum susu tetapi "tajin" (sisa rebusan beras yang mengental).
Saya gelisah melihat ini? Karena saya bukan ekonom yang mampu merumuskan kebijakan dengan variabel2nya. Tetapi saya melihat BLT ini sangat tidak beradab karena memperpanjang kultur meminta2 bagi masyarakat. Membuat masyarakat Indonesia seakan2 semua adalah peminta2.
Menurut saya "bantalan" yang diperlukan terlebih dahulu untuk mempersiapkan kenaikan harga BBM adalah sebenarnya meningkatkan pendapatan masyarakat terlebih dahulu. Kalau untuk petani maka yang diperlukan menurut saya adalah membantu meningkatkan harga komoditas tingkat petani dengan tidak menyerahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Pemerintah bisa menjadi regulator untuk meningkatkan harga komoditas tingkat petani.
Taruhlah padi, kedelai, dan jagung, jika pemerintah serius untuk meningkatkan pendapatan petani, maka jadilah wasit yang adil antara pasar dan petani, jangan menyerahkan kepada mekanisme pasar. Selama kelembagaan petani belum kuat maka pemerintah harus mengambil peran ini.
Jika untuk buruh, menurut saya siapkan pondasi untuk UMR yang mampu mebuat buruh hidup layak. Karena buruh di Indonesia penghasilannya hanya 1 jt per bulan. Dan untuk hidup layak sangat jauh dari harapan.
BBM yang murah sebenarnya juga oli untuk industri kecil dan menengah, karena dengan BBM yang murah merupakan beban biaya yang cukup besar untuk proses produksi, sehingga produk Indonesia diharapkan bisa kompetitif di pasar lokal dan global.

Jadi BLT adalah hal terkonyol yang 2 x terjadi Indonesia. Rasanya pemerintah sudah malas untuk mencari jalan keluar yang lebih beradab dan punya visi. Ambil enaknya aja....


Bekasi, 26 Juni'08

Siswanto Ariadi

Rabu, 25 Juni 2008

TV: Kotak Ajaib;Sahabat atau Musuh???

By Siswanto Ariadi

TV adalah kotak ajaib yang mampu merubah dunia..
Pecahnya Uni Soviet adalah salah satu akibat dari masif-nya berita di tv. Hal ini mendorong proses perpecahan Uni Soviet menjadi semakin cepat. Di Indonesia, reformasi di Indonesia pun didorong oleh begitu gencarnya TV memberitakan demonstrasi yang setiap hari dilakukan oleh mahasiswa. Hasilnya memang sungguh luar biasa, rezim pun bisa dipaksa mengundurkan diri dengan korban beberapa mahasiswa dan kerusuhan rasial yang menjadi semacam misteri karena tidak terselesaikan.
TV di Indonesia memang mengerikan. Porsi pendidikan, transformasi, informasi yang mencerdaskan sungguh minim. Yang terjadi adalah banyaknya tampilan kekerasan yang telanjang dipertontonkan oleh tv dan ini tiada sensor. Berita kerusuhan, kriminal, bentrokan, disajikan dengan sangat telanjang oleh tv. TV menjadi lembaga yang sangat tidak beradab ketika menyajikan berita bergambar yang gamblang sekali menyajikan kekerasan (sampai orang berdarah-darah pun harus dimunculkan gambarnya). Contoh kasus : kekerasan Front keagamaan , STPDN, geng perempuan...
Berita gosip yang nggak bermutu, sinetron yang mendayu-dayu, dominan sekali ditayangkan oleh tv. Sampai saya berfikir beginikah kualitas media TV dalam memberikan hiburan kepada masyarakat.
Budaya masyarakat tidak linier terjadi dengan sendirinya. Masyarakat Jawa menjadi berbudaya agraris karena akibat orientasi mataram yang dulunya maritim dipaksa hidup dipedesaan. Masyarakat tidak berbudaya baca dan tulis karena dibentuk oleh budaya oral yang sangat lama.
Karena masyarakat memang dibentuk menjadi orang yang berbudaya melihat dan mendengar oleh rezim... Jadi pemimpin dan sistemlah yang bisa merubah budaya masyarakat. Sebagai contoh adalah Singapura mengajarkan agar warganya tidak meludah sembarangan dan itu berhasil karena pemimpin dan sistemnya memberlakukan itu.

TV bisa menjadi sahabat jika menyajikan berita yang transformatif, mendorong ke arah perubahan pola pikir yang progresif dan menimbulkan semangat dalam perbaikan. TV seharusnya mengambil peran ini. Jangan hanya menjadikan profit dan rating sebagai tujuan utama. Ada TV yang mengambil peran ini, tetapi menurut pendapat saya masih Barat centris.. Terlalu mengglobal, paling hanya sampai ke 2 jt penduduknya saja, tidak sampai ke 200 jt penduduk Indonesia. Jadi masih belum masuk mayoritas masyarakat, untuk merubah pola pikir masih jauuuhhhh....

Agak utopis memang... Tapi segala sesuatu harus dimulai dari mimpi....
Buku The Secret memberikan pencerahan untuk sesuatu keinginan harus disuarakan terus menerus, karena akan menarik energi positif dari semesta...[.]

Selasa, 24 Juni 2008

Akibat BBM naik.... banyak yang kalut....

By Rachman Adi Saputra

Ini orang yang bikin heboh dunia bisnis minggu ini.... Itu juga setelah saya tadi malam menonton Metro TV realitas. Namanya Bapak Ahmad Zaini dengan pengakuannya yang "konon" memiliki kekayaan 18 ribu triliun !!!!!! hampir 20 kali lipat APBN Indonesia yang disimpan di beberapa bank di luar negeri. (edan tuenannnnnn......) mungkin coba saya jelaskan dengan angka kira2 seperti ini Rp. 18.000.000.000.000.000-/. dibandingkan dengan kekayaan Bill Gates yang pernah menjadi orang terkaya di dunia sekitar Rp. 500 triliun.... masih sangat jauh dengan kekayaan orang dari Tasikmalaya ini. Kalo Aburizal Bakrie mah lewat kali .......hehehe
Yang menghebohkan adalah pada suat ketika dia memasang iklan gratisan di Friendster bahwa dia akan membagikan dana sebesar 50 milyar kepada setiap proposal yang disetujui untuk kegiatan sosial, sehingga dengan berbondong-bondong datanglah pengusaha dan orang2 yang ingin mendapatkan duit gratis tersebut. Konyolnya ada juga rektor dari perguruan tinggi swasta yang juga antre minta dana.....
Kayanya ini orang cuma cari sensasi saja dan setelah itu dia menghilang entah kemana beserta dana yang kabarnya akan dibagikan pada pertengahan Juni... (Lha Wong ini sudah akhir Juni)....
Ujung2nya ini cuma jadi penipuan belaka...
Mungkin karena kondisi perekonomian yang berat sehingga membuat banyak orang gelap mata dan tidak berpikir rasional kali ya.....
Persis dengan kenyataan yang pernah saya temui beberapa tahun lalu waktu masih kuliah oleh seorang teman, saya dan Luqman (ingat UBS man???) diajak mengikuti sebuah presentasi yang pada awalnya tidak diberitahu dengan tujuan apa .....
Sehingga pada akhir diterangkan saya baru nyandak kalo ini modus baru penipuan berantai yang menggunakan orang2 yang tidak mengerti apa2 untuk perpanjangan tangan dengan iming2 bonus point yang bercabang2 yang rumit bin mbulet dan barang berupa sabun dan sampo yang merknya juga gak pernah kedengaran... ??????
Pada waktu break saya sholat Dzhuhur dan setelah itu berdiskusi dengan abang Luqman dan kebetulan koq merasa sama2 tidak sreg dengan presentasi ini dan kami akhirnya memutuskan pulang. Dan saya pun akhirnya mengambil kesimpulan lebih baik menjadi orang yang gak punya dari pada membohongi orang lain dengan cara2 yang gak pantas..... (sok suci ya.....) dan saya pun akhirnya sadar kalo tidak ada hasil instan untuk mendapatkan kekayaan...... (kecuali dapat warisan dari orang terkaya di dunia)....... []

Ada apa dengan anak-anak bangsa ?

By Fida --Sosektaers 1999

Membaca judul postingan mas Luqman –Musuh Terbesar...ternyata ada didekat kita- membuat saya begidik, apalagi ditambah dengan gambar seorang anak dan gadis remaja yang menangis...menangis karena penyesalan, menangis karena kecewa, menangis karena kesal terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar yang tidak pernah mengajarkannya moralitas sehingga dia terperosok..terperosok…dan tidak tau apakah jalan yang dia lalui benar atau salah…sampai akhirnya dia menerima akibatnya…dan menyesal.. Belum lagi ada tulisan dalam gambar itu, “Pornografi Sisi Gelap Media”, fiuuuuhh…

Jadi ingat tadi malam sekilas nonton acara talkshow di salah satu televisi swasta yang mengupas habis tentang pro-kontra pornografi dan pornoaksi di Indonesia. Yang diundang dalam acara itu adalah Djenar Maesa Ayu, seorang penulis novel yang terkenal dengan tulisan-tulisannya yang kata orang-orang sih realistik dan tidak munafik, tapi bagi saya tetap saja vulgar. Saya bisa bilang demikian karena pernah membaca salah satu bukunya, dan juga membaca komentar dari berbagai sumber tentang buku-buku yang dia tulis. Saya ingat banget dalam talkshow itu dia bilang setidaknya begini, ”ngapain sih pemerintah mengurusi/membuat aturan-aturan yang membatasi pornografi dan pornoaksi, sedangkan ada yang lebih penting yang harus mereka urus seperti pendidikan dan perekonomian,..” . Sampai disitu saya langsung males ngikutin acara itu dan saya tinggalkan tv dirumah yang teronggok, berbunyi, tanpa penonton... Ngga habis pikir saja dimana seseorang dengan pendidikan yang dapat dikatakan tinggi bisa mengatakan bahwa pendidikan harus dibenahi, tapi dalam waktu yang bersamaan dia juga mendukung rusaknya pendidikan dan moral bangsa! Menurut saya aneh saja (hehe..monggo kalo ada yang ngga setuju).

Lihat saja sekarang, tontonan untuk anak-anak dan remaja sudah tidak sehat. Banyak tontonan yang secara tidak langsung mengajarkan hedonisme dan pergaulan bebas. Belum lagi tontonan yang mengajarkan anak-anak/remaja untuk saling iri dengan temannya, untuk sikut sana sikut sini, untuk menjelek2kan satu sama lain. Apakah seperti ini calon-calon manusia Indonesia yang akan dibentuk?? Dengan begini, tidak bisa disalahkan jika banyak geng2 ’lucu’ mulai bermunculan. Mulai dari yang bermotor ampe yang pake rok, semuanya membentuk geng, dan adu jago alias berkelahi... Pernahkah setiap orang berfikir kenapa mereka jadi begitu? Pernahkah setiap orang berfikir bagaimana cara memperbaiki mereka, bukan dengan cara ditangkap, ditahan dan dicari siapa yang salah, tapi dicuci otaknya dengan nasehat dan diisi kembali dengan keimanan dan ajaran yang baik. Karena saya yakin setiap kejadian, setiap sikap, setiap perbuatan pasti akibat masa lalu, baik yang dilihat, didengar, maupun yang dirasakan.

Coba bayangkan jika anak-anak kita nantinya harus menerima keadaan dunia yang semakin ruwet (sekarang aja udah ruwet, gimana nanti??!!). Hiiiyyy....serem ngga siiihhh... mulai sekarang para ibu dan bapak, mama dan papa, ayah dan bunda mulai ketat menjaga buah hatinya dengan iman dan takwa serta ajaran-ajaran baik dan bermutu agar bisa mencegah dan menghalau segala penyakit hedon yang merebak (hayooo...ini tugas bagi yang udah punya anak J). Hanya orang tua dan keluarga terdekat yang bisa membantu anak-anak memerangi segala kekacauan dunia, agar anak bangsa kita kembali menjadi anak-anak bangsa yang beradab (bukan begitu mas Rahman...??).

Sabtu, 21 Juni 2008

Musuh terbesar....ternyata ada didekat kita !


By Luqman Setiawan

Mungkin,bolokurowo sosektaer sedunia yang mengakses postingan kali ini akan timbul pertanyaan berkenaan dengan kutipan image di sebelah ini. Pastinya jangan khawatir,karena saya sebagai "pelakunya" akan bertanggungjawab membantu berbagi cerita tentang image tersebut.Pesan saya terhadap anda semua,cukup jelas!
"Jika anda puas dengan tulisan ini,tolong sampaikan kepada kawan-kawan anda semua.Tapi,kalo anda tidak puas...TOLONG BERITAHU KAMI !".
(perasaan,kayak slogan di restoran padang ya?)

Begini,saya ingin memulainya dari salah satu kenangan indah saat kita semua berkesempatan "menikmati" bangku kuliah jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (Program Penyuluhan) Universitas Brawijaya.Kenangan tersebut adalah, praktek membuat film !
Bagi saya yang "warganegara" Sosek,urusan utak atik film merupakan proyek yang sangat bergengsi,dan rasanya menjadi faktor penentu yang menaikkan "gengsi" program studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian setidaknya terhadap "saudara sekandung kami"...program studi Agribisnis,dan Sosial Ekonomi Pertanian.
Tapi sebelum khalayak pengunjung nantinya diramaikan oleh perdebatan pro dan kontra seputar klaim saya yang kayaknya "bombastis" soal menaikkan gengsi kami (he..he..he..karena pastinya semua program studi punya kelebihan yang saling melengkapi).Oleh karena itu,mohon dibaca penjelasan saya berikut...".
Pertama,jangan dibayangkan proyek buat film kami,layaknya buat film holywood yang super canggih dan bertabur aktor dan aktris kinclong.Atau juga jangan imajinasikan proyek film kami bak produksi film bolywood yang pandai "memerah" air mata penonton.Karena faktanya,proyek film (fileman) kami,layaknya film "kejar tayang".Cuma bedanya,kalo di industri film,kejar tayangnya untuk sebesar-besar meraup fulus demi mengongkosi gaya hidup 'surgawi' insan selebriti. Naah kalo yang kami kerjakan waktu itu murni sebesar-besarnya proyek "kejar tayang"yang penuh dengan idealisme,konsep,dan teori demi mengejar tenggat nilai mata kuliah,untuk semua itu kami berhutang budi baik atas kesabaran dosen yang membimbing kami,Bapak Edy Dwi Cahyono,sehingga proyek kami saat itu yang serba minim segala hal,ternyata masih dapat berwujud kaset video (dan layak disebut film?).

Proyek film ini menjadi salah satu "persekutuan" diantara kami angkatan 1996---senasib yang mengambil mata kuliah yang sama.Semuanya saling mendukung,sutradaranya rame-rame,buat naskahnya gotong royong,kecuali kameranya yang waktu itu pinjem punya Merry Bennetha, artis-artisnya juga.....kita semua !
Setting tempatnya juga tidak jauh dari pekarangan fakultas Pertanian,dan jurusan Sosial Ekonomi Pertanian menambah hematnya energi yang kami investasikan.Lumayanlah,saya kebagian peran testimoni.Dengan rambut gondrong hampir sebahu (waktu itu masih jahiliyah..lha sekarang?nambah...!...he..he..he..),ditambah lagi waktu menyampaikan testimoni sambil cengar cengir--nyaris perkawinan yang sempurna antara grogi dan norak kena pancar kamera.Maka terbentanglah drama setengah serius,setengah promosi,setengah propaganda,dan setengah becanda (?) alias setengah-setengah...yang terangkum dalam film dengan tema yang sangat sakral promosi jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya. entah bagaimana cara menilainya, nyatanya film kami masih terus diputar ulang di lab jurusan beberapa semester setelah kami, yang diperkenalkan dengan bangga kepada khalayak penonton mahasiswa sebagai "hasil" produksi mahasiswa jurusan Sosek PKP.

Bicara mengenai film memang menyenangkan,tak heran banyak orang bersedia merogoh kocek demi memuaskan dahaga akan "sihir" hiburan film. nyatanya hingga saat ini,dunia layar lebar masih menjadi magnet tumpuan mimpi banyak orang di seantero jagad ini.Sebuah impian yang--bisa naif,tapi bisa juga realistik,tergantung dari cara tiap orang memaknainya untuk menjadi sebuah kenyataan.Film,yang dalam pemahaman awam saya kala itu hanyalah produk yang...snapshoot saja alias sekali proyek--selesai sudah,ternyata belakangan diketahui memiliki efek berantai yang luar biasa terhadap pemirsanya.Studi mengenai dampak film dan media massa elektronik--dalam konteks yang lebih besarnya---cukup lugas mewartakan pada kita semua bahwa "hiburan" kita yang satu ini memberi sumbangsih nyata terhadap kesehatan karakter kita selaku pemirsanya. Sihir media massa lewat film dan turunannya dalam telaah kontemporer nyata-nyatanya telah sukses menyumbang kerusakan moral penonton lewat muatan SMS,alias Seks-Mistik-dan...Sadisme..yang dicangkokkan ke dalam alam bawah sadar kita pada sepersekian detik yang sama saat meng-aksesnya.

Salah satu kajian paling populer dan tesisnya jadi bahan rujukan telaah ilmiah kontemporer,adalah tesis dari Dr.Victor B.Cline.Beliau pakar psikiatrik dari negeri paman sam,yang terkenal cukup canggih dan konsisten melakukan kajian secara marathon terhadap efek-efek media yang terkontaminasi muatan "SMS" didalamnya (remember,"SMS"?Seks-Mistik-Sadisme!).
Hasil kajian sang Doktor menggemparkan jagat psikiatrik dunia,dan menguak tabir kegelapan yang selama ini menyelimuti akar penyebab degradasi moral di negeri paman sam selama ini.Berdasarkan hasil penelitian Dr.B.Cline terhadap efek media terhadap pemirsanya,ternyata terkuak bahwa tiap orang yang menonton televisi or media massa dalam arti kompleksnya akan mengalami tahap tahap metamorfosis perubahan karakter sebagai berikut.

Pertama,mula-mula...,pada kali pertama menonton media yang didalamnya--sadar atau tidak--bermuatan "SMS" orang akan terkejut,shock,prihatin,cemas,..pokoknya intinya memberontak-lah terhadap tayangan yang dia saksikan dihadapannya.Lambat-laun alam bawah sadarnya beradaptasi dan mencoba memakluminya,sebagai sesuatu yang...wajar...('waaah heboh...kok ada yaa..yang kayak gitu",demikian kira2 justifikasi dalam benak pemirsa setelah akal sehatnya "takluk" setelah berkali-kali dipertontonkan tayangan bermuatan "SMS").
Fase pertama ini,dalam tesis B.Cline disebut dengan istilah "Addicted",atau bahasa ringkasnya; "kecanduan".Setelah "sukses" memasuki fase kecanduan ini,para pemirsa masuk ke tahap kedua yang dalam terminologi B.Cline disebut dengan fase "Escalation" alias fase eskalasi.Yaitu,setelah pemirsa berulangkali mengakses media massa bermuatan Seks-Mistik-Sadisme,akal sehat penonton mulai memudar dan lambat laun meminta atraksi yang lebih dari sekedar muatan "S-M-S".Individu yang masuk ke dalam fase eskalasi dicirikan sebagai individu yang tuntutan tingkat kepuasan menontonnya makin tinggi.Kalo pada awal memirsa media,penonton akan deg-degan,keringet dingin,or tutup mata lantaran baru liat adegan "buka satu kancing"...naah pada tahap eskalasi,seorang pengidap tahap ini akan sangat merasa kurang dengan adegan tersebut,kalo perlu sampe "terjadi adegan syuur" dan teruss..terus..lebih dari itu.Demikian ciri individu yang teridentifikasi masuk fase kedua menurut tesis B.Cline.Terus berlanjutnya...individu meningkatkan akses seluruh inderanya terhadap media massa..mengantarkan seseorang terjerumus ke fase ketiga versi terminologi Dr.B.Cline,yaitu fase "Desensitization".Salah satu tes paling mudah dalam mengidentifikasi apakah seseorang sudah "naik kelas" sampai tahap ini atau belum,adalah misalnya,dengan menanyakan kepada yang bersangkutan berkaitan dengan suatu topik populer berkenaan dengan fenomena yang terjadi.Sebagai contoh,beberapa waktu yang lalu berkembang polemik atas film berjudul "ML Mau Lagi",yang berdasarkan kajian ilmiah dari berbagai lembaga independen di negeri ini terbukti sarat dengan muatan "S" yang pertama dalam "S-M-S" alias "Seks".Tanyakan pada responden anda (atau bahkan anda sendiri) apakah film itu layak diedarkan dan dikonsumsi penonton atau tidak?Sebagai penguat,tawarkan responden anda,atau diri anda untuk melihat cuplikan filmnya via youtube,misalnya.Kalo jawaban responden,or anda adalah "Layak",..jangan tersinggung kalo dengan "sangat menyesal" kita sampaikan bahwa "responden" anda sudah masuk fase berbahaya..yaitu fase desensitization.Pada fase tersebut,individu kehilangan sensitifitasnya terhadap norma dan nilai-nilai moral yang selama ini melindunginya.Bahayanya, justru rasa kepemilikan terhadap norma-lah justu pembeda yang paling terang benderang antara kita bangsa manusia dengan-maaf----binatang !
Dengan kata lain, melalui norma-norma moral lah sesungguhnya pondasi kehidupan kita dalam bermasyarakat dibangun,dan mestinya dipertahankan.

Kerusakan "sempurna" yang sukses disebarkan melalui media massa yang digerakkan sesuai pesanan cukong pemodal dunia gelap dewasa ini dideteksi oleh Dr.B.Cline dengan fase keempatnya.Dan fase tersebut dalam terminologi Victor B.Cline disebut dengan fase "Act Out".Dari namanya,kita semua tahu bahwa fase ini adalah fase pelampiasan ! Penonton melampiaskan adegan yang diterimanya dari media massa ke kehidupan nyata.Maka,tiba-tiba kita terkesiap sejenak menyaksikan fenomena yang terjadi dewasa ini..."ayah memperkosa anak..anak memperkosa ibu...ibu menjual anak gadisnya...film porno si anu dan si anu...yang mahasiswa..yang politikus...anak men-smack down temannya...bla..bla..bla..

Maka berdasarkan kajian Dr Victor B.Cline tersebut,kita semua dituntut untuk meningkatkan kewaspadaan dan pertahanan yang terbaik melawan musuh terbesar dalam eksistensi kemanusiaan kita.Karena,musuh terbesar diluar diri kita sendiri,ternyata justru ada di dekat kita dan sangat lekat dengan denyut nadi irama keseharian anda selama ini."enemy of the blanket" alias musuh dalam selimut kita adalah...muatan menyimpang yang diselipkan saat televisi...radio...koran...komputer beserta varian teknologinya (seperti yang saya gunakan ini)...dipancarkan dengan sinyal kedap pandang menuju seluruh ruang eksistensi kita.
Oleh karena itu jangan heran,kalo mendapati anak anak kita tercinta yang masih balita dan sedang dalam masa belajar mengolah kata,tiba-tiba suatu waktu sepulang kita kerja...terdengar oleh telinga kita mengucapkan kata-maaf-...."bangsat...kubunuh kau...kurangajar...bajingan..." dan seribu satu kata tak senonoh yang justru malah didapatkan dari siaran..televisi pendidikan,misalnya.Dan kita sebagai orang tua dipaksa makin frustasi menyaksikan anak kita yang masih menginjak SD...pacaran..misalnya,..lagi lagi karena dididik oleh guru "salah asuhan" yang bernama media massa.

Apakah kita semua akan berpangku tangan menyaksikan serbuan jutaan muatan beracun perusak moral merontokkan tiang-tiang moral...pribadi..rumah tangga..dan lingkungan kita dalam tiap detik kejapan mata melalui pancaran media massa di bilik pribadi kita ? Bahkan seekor semut yang kecil dan hina itupun melawan dengan menggigit kala terinjak. Dan seekor lebah yang teraniaya melawan dengan sengat hingga akhir hayatnya. Maka beruntunglah kita manusia yang diberi kuasa akal sehat dilengkapi dengan detektor paling canggih maha karya yang Maha Kuasa.Kewarasan kita yang paling lemah mampu melawan dengan kata hati..mana yang baik untuk kita terima dan mana yang tidak layak untuk kita terima.Berjabat erat dengan sesama individu yang prihatin dengan membengkaknya pasien fase keempat--versi B.Cline,maka terbentuklah komunitas-komunitas masyarakat yang kritis dan mendorong pengurangan eksistensi media massa yang lebih "bersahabat".Di AS ada Parent Association yang punya program diet TV dan gerakannya mampu mendikte industri media massa disana untuk lebih ketat memperbaiki content agar lebih mendidik.Bahkan di UK,menurut pengalaman kawan aktivis (dan kini sukses terpilih jadi Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak-Komnas PA) yang pernah tinggal di Shefield suatu ketika ada kejadian menarik dan ramai diberitakan media massa setempat.Kisah tentang perusahaan televisi (broadcast) yang menuntut pemerintah dan komunitas melek media setempat untuk mencabut fatwa larangan menyiarkan satu film lokal yang didalamnya ada muatan adegan anak mencaci maki orang tuanya.Dan,cerita kawan saya itu,ternyata pengadilan setempat memenangkan pemerintah dan koalisi rakyat,bahkan mengukuhkan secara hukum fatwa larangan penyiaran film tersebut sebagai bagian dari putusan pengadilan.Bayangkan,di UK aja,adegan anak mencaci-maki orang tua sampai menyebabkan filmnya gak bisa disiarkan.Lha kita di Indonesia...buanyaaak adegan yang lebih dari sekedar caci maki..bisa bebas berseliweran diruang keluarga kita.

Oleh karena itu,serta merta menjadi relevan petuah bijak kakek pendidikan nasional kita Ki Hajar Dewantoro terhadap para pejuang dan aktivis pengamal ilmu.Bahwa ilmu yang kita miliki hanya akan berharga jika kita mengamalkannya kepada masyarakat seluas-luasnya.Dengan ilmu kita membuat perubahan,sebuah peta dunia untuk anak cucu kita yang lebih baik dari kita.Dengan ilmu yang makin berat kita miliki...kita menerapkannya dengan titah Ki Hajar Dewantoro..."Ing Ngarso Sung Tulodo"...saat kita dibaris terdepan dari pengamal ilmu kita tampil dengan keteladanan."Ing Madyo Mangun Karso"...saat kita ditengah kita menjadi pelopor semangat dan mesin aktifisme yang dapat dihandalkan.
Dan "Tut Wuri Handayani"...saat kita ada dibelakang barisan...tampil bersama-sama jadi "provokator" ilmu agar terus jadi lebih sempurna dalam kebaikan dan kebajikan.Bersama-sama tolong menolong dalam saling mengingatkan..dalam koridor "amal ma'ruf nahi mungkar"...saling mengingatkan dalam kebajikan dan saling mencegah dalam kemungkaran.

Dan image judul film yang anda saksikan di atas,adalah salah satu "semut kecil" untuk "menggigit" kita dan para industrialis media akan bahaya muatan pornografi serta akibatnya terhadap para pemirsa. Film yang dikreasi oleh komunitas masyarakat yang peduli terhadap bahaya pornografi,dan tergabung dalam ormas Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (wow namanya radikal yach..ada "tolak"nya),demikian nama ormas yang ber basis di Jakarta ini layaknya sinyal "redup" mercusuar ditengah bentangan karang "Seks-Mistik-Sadisme" dalam media massa kita.Film ini dibuat pada pertengahan tahun lalu dengan biaya terbilang murah untuk ukuran film "indie" yang kira kira senilai kurang dari..harga atoz 2002 lah (tanya Rachman berapa..he..he..he..).
Menyaksikan film yang tampil seadanya ini, penonton digiring layaknya memirsa "virus" pornografi dengan mikroskop tabir surya sehingga pengaruh sang kuman dengan mata telanjang terpancar cukup lugas pada sebuah film.

Kabar buruknya,film ini tersedia sangat sedikit. total jumlah yang dicetak tidak lebih dari 100 keping,karena pada dasarnya film ini jauh dari tujuan komersil,dan khusus ditujukan buat cinderamata pejabat negara yang punya pengaruh terhadap kebijakan media massa di negeri ini. Tercatat,menteri-menteri dijajaran kabinet kepresidenan Bpk SBY,jajaran setingkat esselon 1 di tingkat perumus RUU Pornografi,beberapa "tokoh kunci" anggota DPR dibalik Pansus RUU Pornografi,Gubernur beberapa propinsi yang well concern dengan masalah Pornografi (Sebagian Sumatera,Sulawesi,Sebagian di Jawa),dan beberapa kepada dinas pendidikan telah menjadi "kolektor" VCD yang image-nya terpampang di atas. Dengan kata lain, dapat kita katakan bahwa film juga bisa jadi alat lobby paling canggih dalam mempengaruhi keputusan pejabat terhadap issue tertentu.

Kabar baiknya,ormas Perhimpunan MTP berkenan menyisakan 5 keping film ini dengan VCD Private label asli.... khusus.... untuk anda Sosektaer pengunjung setia blog ini. Caranya,japri via email penulis aja kali yaa...,tapi sekali lagi mohon maaf, ini jauh dari tujuan komersiil lho. Anda hanya...mohon maaf... dikenakan pengganti biaya cetak dan pos yang nominalnya juawuuuh..di bawah nominal harga film private label sejenis. Dengan meng-koleksi VCD Genuine private label berjudul : "PORNOGRAFI Sisi Gelap Media" setidaknya anda memberikan "sedekah" buat diri sendiri dan lingkungan disekitar anda tentang bahaya muatan Pornografi di media massa,atau siapa tahuuu...bisa melahirkan ide kreatif anda untuk punya hobby jadi kolektor VCD Genuine Private Label,misalnya. Karena ingat...jumlah-nya dibatasi tidak lebih dari 100 keping,dan dikhususkan untuk koleksi pejabat publik !
So....mau tunggu apa lagi ?[]

Kamis, 19 Juni 2008

Untung gak jadi masuk STPDN

By Rachman Adi Saputra

Dulu, waktu saya masih duduk di SMA pernah kebayang pengen masuk STPDN. Pasti asik nih, pakaian kaya taruna kalo udah lulus bisa jadi camat... Ntar pas di KTP terpampang nama saya di KTP itu......(pasti keren) hehehe ngayal banget ya.....
Ituuuuuuuu dulu............ pas begitu tau kejadian aksi premanisme yang dibungkus dengan tata cara sok militer. "Busettttttt...." Saya jadi bersyukur gak jadi masuk dan malah keterima di Sosek UB..... walaupun OSPEK kaya begitu yang buat kita pagi2 jam 04.00 udah harus mandi... mana Malang bulan begitu kan anginnya pas dingin2nya lagi.... Habis gitu disuruh cari kresek hijau dan kalo rekan2 masih ingat bawa singkong 30 cm dibagi jadi 3 dan tiap 10 cm harus di goreng, direbus dan dibakar.... Gila....nyari dimana tempat buat bakar dan masak singkong. Lha wong kita kos aja gak ada kompornya.....Eh gak taunya abis senam pertanian malah disuruh sarapan dengan Singkong itu ... Edannnnnnnn..... gmn rasanya coba....
Tapi dengan kondisi begitu masih jauhlah dengan kondisi seandainya saya keterima di STPDN. Mungkin begitu lulus saya udah gak bisa maen bola karena tulang rusuk saya patah semua...... Ehhhhhhhhh gak lama ada kabar kalo STIP punya Dep Perhubungan juga ada aksi pukul2an, mungkin pada gak mau kalah sama GANK NERO (Neko2 dikeroyok ala PATI)...hehehe. Kalo udah gitu mau jadi apa ntar kalo lulus bawaannya marah dan pengen dendam terus... dan yang jadi korban adalah adik junior atau bahkan warganya :).....
Makanya saya bersyukur gak dapat pelajaran begitu dari teman2 di Sosek yang cinta damai.... kalo nggak bisa jadi saya juga menjadi sosok yang gak beradab....
Semoga kekerasan bisa dihilangkan dari muka bumi ini... Amin........

Rabu, 18 Juni 2008

Yang di Harap dan Yang Terjadi

By Luqman Setiawan

"Dalam hidup semua hal bisa diatur.kecuali Takdir".

Sosektaer yang budiman,anda semua bisa kompak mendebat saya untuk kalimat yang pertama,tapi pastinya tidak untuk yang kedua.Demikian misteri hidup yang Allah ciptakan untuk memberi pintu bagi setiap manusia agar selalu menjaga kehambaannya kepada Sang Khaliq.Saya ingat,pelajaran pertama tentang "Takdir" kala disetrap guru IPS (SD kelas IV) lantaran tidak mengerjakan PR.Waktu itu guru saya berkata,"kamu tidak mengerjakan PR karena itu kamu sekarang di hukum".Kemudian,guru saya melanjutkan."Kamu yang 'buat' dirimu seperti ini (maksudnya disetrap),ini bukan takdirmu ! dengusnya"
"Waduh...aku gak ngerti,maksud guruku apa pake ngomong-ngomong takdir segala?"demikian batinku bergumam.
Seolah mengerti kebingungan muridnya yang kesulitan mencerna kalimat berbau filosofis tersebut,sang guru meneruskan ucapannya.
"Dalam hidup,katanya".
"kita bisa mengatur hidup,dan Allah yang menyediakan Takdirnya."
Agak jelas dikit tapi tetap membingungkan bagi kita yang masih SD kala itu.
"Kalian tahu gak?caranya mengatur hidup?tanya sang guru sambil berkacak pinggang dimuka kelas persis disampingku yang berdiri mematung dengan satu kaki setengah menggelantung layaknya burung srigunting hendak mematuk ikan.
"Ini rumusnya.lincah tangan sang guru memetik kapur dan menorehkannya di papan tulis.Debunya berhamburan berebut masuk ke rongga hidungku.
Srek..srek..srek...
dan terpampanglah 4 huruf besar saling bergandengan terpahat di papan tulis.
empat buah huruf, masing-masing ; D,U,I, dan T,lebih tepatnya dalam bentuk formasi tulisan "D-U-I-T".
"Apa yang kalian lihat anak-anak? seru sang guru mengagetkan kami yang sibuk berpikir laksana peserta kuis diburu waktu.
"DUIIIIIIT PAAAAAAK,serentak seisi kelas menjawab dengan berlomba mengeraskan suaranya.Kesempatan emas yang tak ku sia-siakan untuk melepas penat kekesalan melalui medium "menumpang" kebersamaan dalam teriakan.
"Yaaah....bener tapi salaaaah! tandas sang guru memotong cepat.
"Itu yang kalian baca,tapi bukan yang kalian lihat ! lanjut pak Guru."
"Perhatikan baik-baik,Bapak menuliskannya D-U-I-T berarti tidak dibaca menyambung melainkan masing-masing penggalan terpisah ! mengombak tensi sang guru saat menjelaskan maksudnya."
Kemudian,sambung sang guru."Maknanya,D itu Doa,U itu Usaha,I itu Iman,dan T itu Takwa, mengerti anak-anak? tanyanya dengan suara meninggi.
"Mengerti pak guru.Kompak seisi kelas menghaturkan irama kalimat dengan nada yang sama,layaknya lolongan srigala di musim kawin.
"Bagus,anak-anak ! kata pak guru sambil menepiskan kedua telapak tangan menyingkirkan serbuk kapur yang melekat."
"Jadi,camkan baik-baik dalam kepala kalian ! dengan mimik serius pak guru berucap."
"Mulai minggu depan, tidak ada lagi yang berdiri di depan kelas karena tidak mengerjakan PR ! mendesir suara pak guru penuh ancaman sambil mendelik memelototiku".
"Selama kalian selalu hidup dalam keseimbangan doa yang khusyuk,usaha yang keraas,maka itu artinya kalian sudah mengatur hidup dengan baik.di sisi Allah takdir telah diaturNya,dan kalau sudah terjadi,maka tidak ada pilihan yang terbaik selain meng-"iman"inya,dan tetap erat ber "takwa" kepadaNya.Demikian pamungkas wejangan sang guru sambil menepuk pundakku memberi kode untuk kembali ke tempat duduk.

Belajar dari wejangan sang guru di atas,kita semua memiliki kekuasaan untuk mengatur,alias men-setting atau me-lay out kehidupan yang belum terjadi,baik bagi diri sendiri maupun area kehidupan disekeliling yang masih dalam frekuensi "zona pengaruh" kita.Kita memulainya dengan Doa yang diilmiahkan menjadi Visi alias arah tujuan yang akan dicapai,lantas dikawinkan dengan Usaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya,yang diantaranya melalui kerangka rasionalisasi yang bernama Manajemen.Selanjutnya,wusss...takdir datang sebagai ketetapanNya,yang tidak bisa tidak,mau tdk mau,suka tdk suka,kita terima secara semestinya dengan Iman yang terbaik dan selalu penuh dengan rasa syukur,serta terus menjalin Takwa memelihara penghambaah hanya kepadaNya.

Mungkin, karena pelajaran hakekat D-U-I-T dari sang guru itulah yang kemudian membuat saya menjadi percaya kenapa seringkali yang diharapkan tidak sejalan dengan yang terjadi.Kenapa kita ingin menjadi "Superman" (yang super,aktif,dan dapat diandalkan),tapi yang terjadi malah jadi "Simpleman"?(yang pragmatis,instan,naif,dan cuma bisa mengandalkan orang lain).Atau,kenapa saat kita ingin menjadi "Sukses" (berhasil jasmani,rohani),tetapi yang terjadi malah jadi "Pecundang" (yang mentok,dan fatalis).Ternyata jawabnya sederhana.Kembali ke D-U-I-T.
Imani saja.
Dan cengkeram erat terus Ketakwaan []

Selasa, 17 Juni 2008

Gayung bersambut...

By Rachman Adi Saputra

Sok puitis banget ya.... btw tapi trus terang aku agak happy nih karena undanganku kepada siswanto untuk aktif sharing pemikiran di blog ini sudah dijawab tuntas oleh siswanto ariadi (cah mbeling soko ndoho Kediri ).... mas Sis yang kalo diliat dari belakang persis sama rambutnya dengan sosok emha ainun nadjib atau juga sosok seorang mbak Rinda AS ....hehehe
Memang rencananya rekan2 yang mau gabung disini nanti akan di kirimi password biar bisa posting hal itu biar tidak memunculkan password ke forum karena takutnya nanti ada trouble malah kita melongo aja karena gak bisa posting.
Btw kayaknya udah ada rekan kita dari 99 yang mau gabung dan punya ancang2 bwt usaha atau perkuat jaringan... kayaknya asik tuh.. tapi pelan2 aja ya... kita silaturahmi dulu nih sambil kangen2an.... seperti yang kita bahas sebelumnya bahwa blog ini emang bernama sosek96, tapi dengan segala hormat blog inis sangat2 terbuka bwt angkatan lain bahkan dari jurusan lain... monggo.....
Kata orang banyak anak banyak rejeki kan mungkin aja ntar banyak yang aktif disini jadi banyak rejekinya....
Malah kalo bisa rekan2 yang udah aktif juga mau menginformasikan ke rekan2 yang lain melalui sms atau email... perlu dicatat kalo ini sama sekali bukan paksaan tapi lebih pada menuju satu komunitas yang lebih maju... saya yakin koq kalo dengan kualitas rekan2 yang ada di blog ini lebih dari cukup untuk membangun suatu komunitas yang kuat dan memberikan pencerahan antara yang satu dengan yang lain....
Terima kasih.... peace.....

Luqman Tiada Lawan!!

By Siswanto Ariadi

Ini adalah pendapat saya mengenai Luqman...
Pemanasan untuk meramaikan Blog ini dengan tulisan2 saya nantinya...

Bagi saya Luqman adalah:
1. mentor dalam politik dan aktivisme...
2. kawan yang saya pilih untuk ke jalan yang benar yaitu Permaseta...
3. lawan diskusi yang tangguh dan wacana yang hampir tiada ujung...
4. teman yang berusaha membangun peradaban idealnya sendiri....
5. sahabat yang emosinya berada dititik nol...

beda dengan saya yang jauh tersesat ke jalan yang salah dan belum bisa kembali...

kawanmu..
siswanto ariadi
sea'96

Senin, 16 Juni 2008

Para Pemenang Sesungguhnya Selalu ada di Hati Kami

By Luqman Setiawan

Pernah dengar judul film "Cintaku di Kampus Biru ? or pernah nonton filmnya?".
Yah film melodramatis yang dibintangi oleh aktor flamboyan Rano Karno,yang kini mapan memangku jabatan Wakil Walikota Tangerang tersebut--sesuai dengan judulnya tentu mudah ditebak berlatar kehidupan dinamika mahasiswa dan kampus.Dengan alur cerita drama melankolis ala film india dalam wujud simplenya,"Cintaku di Kampus Biru" apik menghantarkan khalayak penonton menikmati sajian percintaan ala kampus yang bak negeri dongeng tak jauh dilatari seputar 3 hal; buku,pesta,dan..cinta! aha!

Potret buram mahasiswa,dengan hip hop ala "cinderella mencari 'mangsa' pangeran yang tersesat dengan 1 sepatu kaca" memang menjadi episode kerisauan tersendiri dikalangan pemikir kampus ditiap jamannya.Mahasiswa jaman pra kemerdekaan,misalnya diantaranya tampil Soekarno.Ia jeli mendobrak kesakralan mahasiswa yang (pada waktu itu) cuma bisa dikecap oleh kalangan ningrat,plus bolokurowo pamong prajanya. Soekarno muda brilian membesarkan karakteristik mahasiswa dan cendekia dijamannya menjadi alat pergerakan efektif yang menyatu dengan rakyat jelata.Pada era selanjutnya,tampil silih berganti pendobrak2 mahasiswa sesuai dengan prolematika jamannya.Diantaranya yang populer,Soe Hok Gie.
yah,Soe Hok Gie yang kritis dan reaksioner terhadap ketimpangan jamannya,"diselamatkan" oleh keabadian di puncak merapi. Sejalan dengan kepergiannya,mengantarkan "pemberontakan akal sehatnya" yang tersimpan rapi lewat buku harian untuk di akses oleh berjuta mata mahasiswa seluruh jagad.Dijaman selanjutnya,ada pemuda Nurcholis Madjid di era 70an dengan pemberontakan totalnya terhadap kemapanan tata intelektualitas anak negeri.Di era 80an bertabur bintang2 muda pendobrak kemapanan mahasiswa dan realitasnya,diantaranya..Adie Sasono muda yang mengawali babak baru revolusi pemikiran berbasis aktual ditandai dengan redefinisi konsep Ornop menjadi LSM.
Era 90an meledaknya gerakan pro Demokrasi bak cendawan di musim hujan.Pemikir2 mahasiswa dari blok kiri,kanan,tengah,sampai yang opportunis lahir susul menyusul dijaman ini mengantarkan hiruk pikuk reformasi di penghujung era.

Mungkin terlalu panjang untuk diceritakan jika kita membahas secara detail pergulatan para think thank mahasiswa di tiap jaman,bahkan bisa saja tidak relevan untuk dibahas dalam blog ini.Kembali ke "Cintaku di Kampus Biru". Terlalu banyak story yang tidak mungkin dapat kita hapuskan dalam kurun perjalanan kebersamaan menempuh titel kesarjanaan kita.Yang patut pula untuk di catat ; terlalu banyak pengorbanan terbaik dari orang orang tercinta di sekeliling kita yang menyediakan pundaknya untuk kita pijak demi tangan kita menggapai asa.Dan asa itu yang saat ini telah kita kecap hasilnya.
Untuk mereka ; orang tua, kerabat, kekasih, sahabat, karyawan kampus, bapak- ibu dosen,dan semua anda permata kehidupan kami ; yang telah mewujudkan semuanya menjadi nyata.
Untuk Anda semua blog ini kami persembahkan.
Karena anda semualah pemenang sesungguhnya dari episode kehidupan kami di kampus Universitas Brawijaya Malang.
Satu rahasia terpendam yang ingin kami sampaikan kepada anda semua.
"Para Pemenang Sesungguhnya Selalu ada di Hati Kami".
Dan itu nyata []

Sabtu, 14 Juni 2008

Piala Eropa sudah tiba

By Rachman Adi Saputra

Pritttttttttttttttttt..................

Bola sudah diletakkan ditengah lapangan dan para pemain sudah bersiap mengejar bola... suatu hal yang menurut sebagian orang "konyol" karena satu orang diperebutkan oleh 22 orang dengan dilihat langsung oleh puluhan ribu orang yang hadir di stadion dan milyaran orang yang menonton di rumah masing-masing secara live..... Sehingga ada orang yang bilang "Mbok ya dikasih satu orang satu bola biar gak pada rebutan"...... hehehe
Yup benar... pertandingannya dilangsungkan di Eropa beribu2 kilometer jauhnya dari tempat kita berada namun seakan2 terasa sangat dekat, sehingga seolah2 kita juga ikut memiiliki kesebelasan tersebut. Dan bahkan ada yang ngamuk2 pada saat salah seorang pemain dikeluarkan karena di espulso (kartu merah) oleh wasit.... padahal pemain yang dikartu merah itu kenal aja nggak sama kita...
Tapi itulah magisnya pertandinga sepak bola.... seakan2 kita juga ikut berkompetisi dan membandingkan satu negara dengan negara yang lain.... (bayangkan kalo kita juga mendukung Belanda dan Portugal yang notabene pernah menjajah negara kita) .... tapi itu kan dulu... sekarang bisa jadi negara2 tersebut sudah mendarah daging ke dalam tubuh kita ..... jadinya sah2 aja kalo ada yang fanantik bahkan dengan mantan musuh kita......
Indonesia.... ??????? yah jangan pernah berharap Indonesia bisa aktif di ajang piala eropa.... lah wong kita kan tinggal di asia hehehe.... tapi yang di asia pun juga pastinya kalo tturnamen menggos2..... karena ketinggalan baik teknik maupun stamina dengan yang lain2. Jangan lawan Brazil atau Argentina, lah wong lawan Laos, Kamboja aja belum tentu menang apalagi lawan Thailand atawa singapura.... Ancur....
Bagaimana gak ancur wong kita ini terlalu sombong dengan tidak mau menaturalisasi pemain asing..... seakan2 kita terlalu yakin dengan kemampuan kira sendiri.... Wajar kalo kita negara Brazil atawa Argentina yang banyak dianugerahi dengan pemain2 berkualitas..... Mbok ya nyontoh negara2 yang udah maju di Asia kaya Jepang gitu loh... yang pada saat memutuskan untuk maju di memutuskan untuk menaturalisasi Alex untuk menjhadi salah satu bagian timnasnya.... hasilnya Jepang sudah mencicipi piala dunia di jaman modern.... Negara maju sekelas Jerman menaturalisasi Asamoah, Odonkor, Podolski, Portugal menaturalisasi Deco, Amerika Serikat menaturalisasi Adu, Italia --> Camoranesi, kenapa kita nggak meniru mereka????
Wah maap yah, kayaknya membahas piala eropa terlalu serius nih.. jadi ingat waktu kita buat sepakbola parkir pada waktu PERMASETA dulu..... yang buat anak2 berkompetisi dan berinteraksi secara aktif di lapangan parkir.....hehehe
Jadi kapan nih Indonesia ke piala dunia??????????

Kamis, 12 Juni 2008

Luqman dilawan

"Man, coba kamu ketik nama kamu di google" kata Mr Luqman pada suatu hari kepada saya....
Dalam hati saya ragu dengan apa yang akan saya dapatkan dengan mengetikkan nama saya di internet....
Iseng2 saya coba juga hingga akhirnya tampil di layar monitor Situs PERMASETA yang sudah sangat baik dan rapi (salut buat rekan2) cuma sekarang kalo saya iseng2 mampir jarang di update (sayang tuh)..... padahal membuat situs seperti itu hanya sempat menjadi angan2 saja ketika saya dan Cak Slamet mencoba meng upload bio data rekan2 96 sebagai kenang2an sebelum lulus2an.
Hasil dari perkataan Luqman tadi terus terngingang di kepala saya bahwa suatu hari kita juga harus punya wadah untk mempertemukan teman2 kita yang udah gak jelas letak geografisnya lagi sekarang....... bayangkan saja dengan kabar ini FAKTA...........
Merry sekarang ada di Aceh, Ekos kecil ada di Riau, Anik Penyuluhan sekarang juga di Riau, Rinda ada di Samarinda...... Ibnu di Jember, Luqman di Jakarta... Sis di Jakarta dan saya di Surabaya dan pastinya masih ada rekan2 lain yang mungkin lebih jauh lagi karena kabarnya si jarwo lagi sekolah ke amrik..... Nah lho...... terus kita kapan ketemunya..?????????
Makanya harapannya kita bisa kumpul lagi lewat cara lain.... ini bukan satunya jalan untuk bertemu tapi sebagai alternatif saja...... Dan Alhamdulillah respon rekan2 ada walaupun belum banyak,,,,, gak masalah yang penting jalan dulu........
Tapi seperti sudah saya prediksikan sebelumnya bahwa ibarat memberi pena dan kertas pada Chairil Anwar pasti dengan segera blog ini akan mengalir pemikiran2 cerdas dari Mr Lukman.. (terima kasih mas Luqman atas dukungannya untuk blog ini).... tapi jelas Luqman gak boleh dibiarkan bekeja sendirian.... harus ada lawannya ... makanya saya himbau teman2 untuk memabantu memerangi tulisan Luqman yang sensasional ini.........
Luqman dilawan !!!!!!!!

Rabu, 11 Juni 2008

" HOBI ANDA APA ?"

By Luqman Setiawan

Menarik untuk disimak,beberapa waktu yang lalu juragan agribisnis nomor wahid di negeri kita--Bob Sadino tampil manggung dalam forum seminar kewirausahaan di kampus tercinta (sayangnya yang ngundang bukan Fakultas Pertanian,tapi Fakultas agrokompleks dari tetangga sebelah!). Dengan penampilan yang nyentrik,celana pendek,dan cangklong rokok ditenteng,bertitah ia bak dewa."Nama saya Bob Sadino",lebar mulutnya kala berucap."Pekerjaan saya sehari-hari maen golf dan berkuda,lanjutnya dengan nada datar laksana dukun beranak mewartakan jenis kelamin jabang bayi kepada sang bunda.Seisi ruangan yang sebelumnya dipenuhi oleh suara kasak-kusuk cekikik pemuda-pemudi puber kedua mendadak senyap.Apa lagi penyebabnya kalo bukan lantaran mendengar getar suara titah sang "dewa bertangan dingin yang mampu merubah telur ayam menjadi wonderfulfarmstore".Namun,untai kalimat sang "dewa" bercelana komprang inilah yang membuat mulut sebagian besar yang hadir diruangan tersebut ternganga-nganga,takjub."Hobi saya,katanya.Berbisnis".
Singkat padat dan jelas,bahkan untuk ukuran anak TK kelas B,kalimat tersebut lugas,apalagi forum kali ini dihadiri oleh peserta yang minimal bertitel mahasiswa (underline,"maha"-siswa,nya yaa..).

Kalimat pembuka perkenalan dari sang dewa agribisnis tersebut rasanya sudah cukup untuk mewartakan apa arah dari bait-bait kalimat selanjutnya. Kalo yang bicara seperti itu seorang Luqman,atau Paijo,atau Ngatiyem,atau sapalah yang tidak jelas kontibusinya buat bangsa ini,pastilah kalimat itu langsung menguap disapu angin,tapi anda semua mafhum,yang bicara adalah maestro di jagad dunia agribisnis,lengkap dengan profilnya yang telaten muncul menghiasi majalah dibidang agribisnis seputar manuver dan keberhasilan agribisnisnya. Oom Bob,demikian beliau biasa disapa,nampaknya senang bermain-main seputar mengutak-atik rekam jejak memori (mindset) kita semua.Ia bak ideolog partai yang dengan penuh ketekunan merekonstruksi mindset para pengikutnya yang "poltak" (alias;"polos,lugu,dan 'kadang-kadang' amien tanpa pake otak") secara habis-habisan,lantas menginjeksikannya kembali kedalam benak kita.Bedanya,kalo ideolog menginjeksi dengan "materialisme utopis (dengan tujuan akhir;kekuasaan=jabatan),sedangkan "dewa" Bob sedang berupaya "menyetrum" kita dengan landasan yang aktual dan implementatif (walaah ruwette kon Man! he..he..kamsutnya misalnya ;menjadi wiraswasta,itu salah satu strain dogma-nya,Pen).Atau dengan bahasa yang lebih ekstrim,Bob ingin menuntun kita semua ke "jalan yang benar" untuk kehidupan produktif kita yang terbaik.


Logika terbalik ala Oom Bob nampaknya akan selalu relevan sepanjang jaman,tapi tunggu dulu,tentu sepanjang cara implementasi kita yang tepat.Mari kita perhatikan jalan panjang historis seorang Bob hingga ia jumawa menjadi pendekar agribisnis yang disegani.
Memulai "hobi"nya dengan menjual telur leghorn (ayam negeri) secara langsung ke konsumen (bahasa kerennya direct selling) ke konsumen pengguna (end user) di Jakarta di era Orde Baru muda (awal 70an). Pada waktu itu,tidak lazim bahkan bisa dibilang menjual telur ayam (apalagi ayam leghorn) bagi banyak orang bukan ide yang cerdas lantaran mayoritas rumah tangga di Indonesia memelihara ayam (kampung/buras). Dengan berbekal rumus ketekunan (fokus-fokus-fokus),plus telaten "menyerbu" target market yang tepat (konsumen utamanya ;ekspatriat),pada akhirnya kita semua mafhum,usahanya berkembang kian menggurita Tapi pastinya oom Bob juga melalui masa-masa dimana bisnisnya mendapatkan tantangan,namun terbukti ia mampu melampauinya.

Belajar dari Oom Bob, tindakan yang nyata butuh "amunisi" yang permanen.Dan amunisi yang abadi adalah mindset,sebuah chip kecil dalam otak kita yang mengatur arah tindakan yang menggerakkan tata tindakan kita sepanjang waktu. Dalam kasus Om Bob,dengan brilian,ia membalik saklar dalam lipatan otaknya.Saklar hobi ia injeksi dengan mindset "berbisnis".Artinya,semua tata laku bisnis beserta aneka resiko dan tantangannya dirubahnya menjadi adrenalin yang menyenangkan.Dan sebaliknya,mindset pekerjaan dengan maen golf dan berkuda dipenuhi idiom rutinitas yang penuh relaksasi.Dengan racikan amunisi demikian,gunung terjal macam apa yang tidak dapat ditaklukkan?

Memang hidup ini adalah pilihan. Tapi kitalah yang sebaiknya menentukan pilihan terbaik untuk sepenuh jiwa raga kita darma baktikan. Alih alih kita kalah oleh pilihan nurani lantas terjebak dalam pusara rutinitas dengan hasil yang segitu-segitu aja alias P9=Pergi Pagi Pagi Pulang Peteng Peteng Penghasilan Pas Pasan. Tidakkah kita berani untuk menepi sejenak dari hiruk pikuk rutinitas,berusaha mengurai simpul kusut dalam benak kita untuk mencoba me-reset saklar hobi kita menjadi sesuatu yang powerful,produktif,dan "marketable".
Oh iya,...ngomong-ngomong,"Hobi Anda Apa ?"

Senin, 09 Juni 2008

OSPEK

By Luqman Setiawan

Siapa yang tidak kenal Ospek,yang merupakan bagian dari pintu masuk pergaulan dunia kampus.Meski keberadaanya jauh diluar peta jalan (road map) akademis menuju gelar sarjana,namun Ospek seolah menjadi prasyarat terselubung bagi mahasiswa agar dapat hidup "layak" di lingkungan kampus. Cerita kali ini adalah tentang Ospek Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang,nun di pertengahan akhir 1996,beberapa bulan setelah terjadinya peristiwa berdarah-darah 27 juli 1996 di kantor DPP PDI di Jakarta.

Bak pesta kolosal,ratusan pendatang baru mahasiswa disambut dengan sukacita penuh "udang dibalik batu" oleh puluhan senioren berjaket almamater biru dengan gantungan kalung tanda pengenal mirip kambing kurban menunggu ajal.Tapi tunggu dulu,kita-kita yang jadi peserta malah lebih parah lagi,berpenampilan ala buruh tani dengan topi caping,baju kaos yang seragam,celana panjang,berbaris ber-banjar-banjar untuk berkali-kali di jemur (pepe) di terik sang surya.Terhitung ada beberapa new comerad kita yang tumbang lantaran dehidrasi,unfitable,atau yang sekedar pura-pura sakit.Dan dengan sigap,regu P3K panitia kita mengamankannya ditempat yang nyaman.

Lima hari Ospek,rasanya seperti setahun ! yah,tiap hari para new comerad menerima tugas yang aneh-aneh,mulai prakarya dari karton,sampai "mantengin" siaran radio yang merelease harga sembako.Berangkat pagi buta,dengan satu-satunya kendaraan yang tersedia pada waktu itu di Malang ; bemo yang bentuknya sejenis dengan bemo milik babenya si Doel (cuma lebih seksian dikit).Sampai di kampus disambut dengan "teguran" (ini bahasa halus untuk cacian dan makian),disuruh lari keliling jalan didalam kompleks kampus sabil nyanyi "Batalion Pertanian All the Way" ,kalo mengenang yang satu ini,sebenarnya kita ini mau jadi opsir perang,atau panglima intelek? Belum puas dengan aksinya, panitia membutuhkan pemeran figuran untuk menambah hangat suasana.Maka ditampilkanlah kawan kita Eko Setiawan (jurusan BP) yang berperawakan mungil baby face mirip bintang iklan "Ayo masuk sekolah" di era Orde Baru.Eko ditampilkan diatas panggung dengan berbagai gaya,dari nyanyi sampai pidato dan memimpin koor lagu kebangsaan "Batalion Pertanian" (belakangan saya sadari bahwa lagu ini adalah gubahan dari yel-yel Marinir).

Dari Ospek inilah kita mulai membangun chemistry kekerabatan dalam ikatan Sosek 96.Pelan-pelan,saya mengenal Ibnu Sina (Agribisnis 96).Suatu sore waktu Ospek hari kedua pulang bareng do'i yang waktu itu tidak lepas dari 2 sahabat se-kampungnya Ridha (Teknik Pertanian 96),dan Mairizal Zahdi (HPT 96,yang sosoknya sudah kita tampilkan sekilas di posting sebelumya). Ibnu Sina,pemuda ganteng,kalo tertawa deret giginya bak gigi kelinci,dengan cepat kita sadari doski punya kemampuan yang luar biasa dalam olah eyel-mengeyel (alias debat).Pada moment yang sama,dilapangan dalam baris ber baris kelompok,saya mengenal Rinda A. Suhadi (PKP 96),yang ramah dengan gaya gaul bak aristokrat yang selalu menjaga agar tata tuturnya tetap berada dalam koridor EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), dan sepanjang pertemanan dengan kawan Rinda ternyata itu memang bagian dari profilnya yang terus disempurnakan.Chemistry kekerabatan sosek pula yang terbentuk dengan Merry Bennetha Pattinama (mohon maaf kalo salah eja,PKP 96),yang selalu antusias (alias gayeng kalo ngomong topik apa aja),makanya gak heran kalo ada kabar bahwa pergaulan perkawanan Mbak Merry dikenal luas berderet-deret,dan punya banyak kawan orang asing.Segera pula saya mafhum,kawan kita Merry "pinang terbelah dua" dengan Cathy (Agribisnis 96).

Untuk yang satu ini,tidak jelas kapan saya terbangun chemistry dengan "pembalap" (pemuda berbadan gelap?he..he..he..just kidding,man !)bernama Rachman Adi Saputra sang Maestro blog ini (yang membuat kita berhutang budi baik pada beliau).Kalo gak salah kita sudah saling kenal tampang sejak Ospek,cuma mulai take care setelah kita ternyata join di UKM yang sama tempat kumpulnya mahasiswa yang suka "nge-dabrus aneh-aneh".Dengan Siswanto ? waduh.Kawan kita yang satu ini sungguh low profile dengan ritme kehidupan kampusnya.Sejak awal mahasiswa dikenal sebagai pegiat fraksi Ekonomi Lemah yang biasa cangkruk di emperan selasar kampus.Sepak terjang olah kanuragannya baru diperhitungkan di jagat dunia Sosek setelah beliau secara mengejutkan menjungkirbalikkan SPKL dari kegiatan karnaval ala "TK mahasiswa" menjadi sebuah event orientasi yang menjadi avant garde-nya new comerad sosektaer.Ada lagi,kawan kita Titis Shinta Dewi.Sosok yang kayaknya menyatu dengan falsafah "silence is gold" ini terkenal ramah dan likuid dalam bergaul tapi hemat dalam mengumbar olah kata.Puncak karier tertingginya dalam republik sosek adalah kala ia sukses memimpin SPKL,FYI,Ketua Pelaksana SPKL merupakan jabatan prestise dijaman itu,dan kalo gak salah sampek surplus budget,plus acara yang berbobot (remember;seksi Acara-nya dipandu oleh Cak Siswanto).Dan ada banyak lagi nama-nama yang tidak tersebut satu persatu,turut menyatu mempengaruhi dan memberikan warna kebersamaan Sosek,dan Insya Allah akan kita kupas sampai tuntas dalam postingan selanjutnya.

Kembali pada topik kita tentang Ospek.Mengulang akhir dari Ospek,kita semua berkumpul di sore hari menjelang maghrib. Dalam lingkaran besar yang ditengahnya berdiri api unggun kecil-kecilan.Satu persatu perabot perpeloncoan mulai papan nama,kaos,sampai caping beterbangan seolah berebut cepat menjadi pangsa api. Dan api membumbung tinggi membelah senja kota Malang, menyatu dengan angin dan pecah terbang kedalam 8 penjuru angin untuk mewartakan kenangan di hari itu.




HIMASEP dan PERMASETA

By Luqman Setiawan


"Aku..memang tak berhati besar
untuk memahami hati mu disana
Aku memang tak berlapang dada
utk menyadari kau bukan milikku lagi

dengar..dengarkan aku..
aku akan bertahan
sampai kapanpun
sampai kapanpun... wow.. ow....
maafkanlah aku yang tak sempurna tuk dirimu
usailah sudah kisah yang tak sempurna untuk kita
kenang...

andai aku dpt merelakan setiap kepingan ukiran kenangan indah
andai aku sanggup menjalani setiap detik dan waktu mendatang wow oh ..

Dengar..dengarkan aku..
aku akan bertahan
sampai kapanpun..
sampai kapanpun...wow oh ! "

Sosektaer yang budiman,
Mungkin kita semua pasti tidak asing dengan bait lantun syair diatas."Kisah tak sempurna" dari Samson,demikian mengena saat tanpa sengaja waktu lagi tolah toleh liatin komputer tiba-tiba wuss..lagu ini muncul bergaung..mendayu-dayu melankolis.Mendengar lagu ini saat saya meresapi lantunan syairnya,bukannya kisah kasmaran gaya mahasiswa dan pelajar jaman sekarang yang muncul dalam benak saya,melainkan "Kisah tak Sempurna" 8 taon silam di pelataran dalam ruang jurusan sosek.Waktu itu adalah jaman,katanya jaman peralihan dari Orba Soeharto tumbang ke Orde Reformasi (?).Yang namanya mahasiswa..semua yang berbau lama pada saat itu tiba-tiba berubah menjadi sesuatu yang harus..di reformasi ! mengenang masa itu,rasanya kita semua jadi ahistoris semua.Bayangkan,Senat Mahasiswa Univ Brawijaya melalui demokrasi (or democrazy nya mahasiswa?) melalui musyawarah terbuka ngundang semua mahasiswa melalui rapat berbulan-bulan sampai jumlah peserta rapatnya menyusut secara signifikan...berubah (ato di reformasi?)--jadi LKMUB dengan alat-alat kelengkapan ; Konggres,DPM,dan EM (juga ngatur fakultas dengan ;LKMF,DPMF,EMF,HMJ).

Mirip rombongan sirkus,pesta demokrasi langsung ala utopia mahasiswa berpindah ke Fakultas-fakultas,termasuk Fakultas Pertanian.Diselenggarakanlah Musyawarah Umum Mahasiswa Fakultas Pertanian (MUMFP) wow..kedengerannya keren bukan? Waktu hari pertama dibuka,pesertanya membludak 2 ruangan kuliah di lantai 3 FP penuh sesak oleh mahasiswa semua jurusan dari yang D3,S1,Reguler,sampai yang Extention. Berhari-hari,berminggu-minggu berlangsunglah pesta rakyat berdemo(crazy?),dan diluar prediksi kita-kita yang waktu itu ngerasa aktifis banget,ternyata..pesertanya merosot drastis tinggal beberapa orang dan tentunya bisa diitung pake jari! What's happen? Apa yang salah?Kita sudah bikin happening art,demo di jalang,blokir acara kuliah beberapa kelas,woro2 lewat mading,dan berbagai aksi heboh dengan tujuan agar para mahasiswa sudi berkenan turut serta aktif membangun "negeri (dongeng?)" organisasi-nya yang lebih demokratis. Ape mau dikate,kalo kata orang betawi bilang,kayaknya sampai kapanpun disinilah titik nadir itu tiba.Senja menjelang maghrib,saya mengenang kala peserta musyawarah tinggal satu dua,bak handai tolan menunggu kerabat menjelang ajal,dipimpin oleh Abang Mairizal Zahdi (?) perantau Aceh berbadan gempal...diketoklah palu "deklarasi kemerdekaan" lembaga mahasiswa LKM Fakultas Pertanian,tanpa keramaian dan hanya ditemani sayup-sayup suara jangkrik dan cenggerek disela rerumputan lathhouse yang berjarak beberapa meter dari ruang sidang musyawarah (yasng lebih mirip musyawarah keluarga mafia/yakuza,he..he..he..).Yah mungkin inilah demokrasi,pikir saya waktu itu.Keputusan besar ditetapkan oleh segelintir orang dengan mengatasnamakan seluruh mahasiswa tanpa justifikasi legal (lha wong yang nge-justifikasi ya kita-kita juga).

Trus apa hubungannya dengan pelataran jurusan Sosek unibraw?
Oh iya ngelanturnya kepanjangan.Begini,alkisah..rombongan sirkusnya buka atraksi juga di jurusan-jurusan..,termasuk juga di jurusan Sosek..(he..he..he..yang ngerasa jadi pemain sirkus jangan marah yaa..!). Melalui forum yang bernama Musyawarah Umum Mahasiswa Jurusan (MUMJ) Sosek,digelarlah permusyawaratan rakyat sosek bertempat ya..itu ..di selasar dalam jurusan sosek,dengan "ngemper" dilantai bak "kaki lima" menjajakan dagangannya. Berbekal,woro-woro di mading kecil yang ditempel sekenanya dengan gabus,dimulailah permusyawaratan sosek tiap sore ba'da bubaran kuliah.Berbeda dengan pesta MUMFP yang hari pertama ramai oleh peserta,pesta yang satu ini di jurusan kita sejak hari pertama sudah sepi peminat.Barangkali pikir temen2,daripada cangkruk mending belajar yang bener biar bisa lulus dan kerja secepat-cepatnya,he..he..he...

Bagian yang saya rasa penting dan bertautan dengan "kisah tak sempurna" yaitu pada saat kita sesama peserta musyawarah saling berdebat membahas nama organisasi HMJ Sosek yang akan berdiri kelak.Nama yang diusulkan macem2,sampai mengerucut ke 2 nama ; tetap ke nama lama yakni Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (HIMASEP),dan opsi kedua yaitu ke nama; Perhimpunan Mahasiwa Sosial Ekonomi Pertanian (PERMASETA). Belum lepas dari ingatan,waktu kawan kita Achmad Syahid (Sosek PKP 97)--kabar terakhir sudah jadi Deputy Anggota DPR,Tri Wahyu Nugroho (Sosek Agribisnis 97)--sekarang Dosen di almamater tercinta..dengan sangat rasional dan argumentatif mengetengahkan pentingnya tetap bertahan dengan nama organisasi "HIMASEP" mengingat banyaknya tautan historis yang sudah mengakar dalam memori jurusan hingga universitas mengenai eksistensi "Himasep" ini.Bagi sebagian peserta yang lain,mengingat memori mereka tentang Himasep yang lebih sering "terpeleset" dengan kepanjangan "Himpunan Mahasiswa Seneng Photo photo" (lantaran aktivitasnya lebih ke hura2 ketimbang serius) menyajikan argumentasi yang tidak kalah rasionalnya.Diantaranya,yang cukup kritis mendukung perlunya nama baru bagi organ mahasiswa jurusan sosek adalah ; Munawar (yang namanya sering diplesetkan menjadi "Man of War ato Manowar" mungkin,lantaran suaranya baru muncul ditengah-tengah perdebatan,ato lebih mirip panglima komando jihad,he..he..he..just kidding!).Pemuda hitam manis anak Sosek 98 yang terbiasa pake celana cungklang (khas aktifis mesjid) ini memimpin koor suara peserta musyawarah akan pentingnya sosek punya nama organisasi baru agar dapat melakukan upaya reformasi besar-besaran ditubuh lembaganya.Maklum,organisasi ini vakum 1 tahun pasca dibekukannya kelembagaan mahasiswa oleh mahasiswa sendiri di era puncak reformasi 1998-1999.Pada akhirnya,klimaks dari musyawarah adalah..voting,dan hasilnya,sebagaimana akhirnya kita ketahui,HIMASEP berubah menjadi PERMASETA. Malam itu,maghrib di jurusan sosial ekonomi,menjadi malam "kemerdekaan" kala ketuk palu deklarasi berdirinya PERMASETA disahkan.

Sesuatu,yang rasanya ada yang hilang? yah HIMASEP telah meninggal seiring lahirnya PERMASETA. Namanya boleh hilang,namun nampaknya foto-foto yang telah ter-posting dalam blog ini serasa ingin bicara,bahwa HIMASEP masih ada dalam memori teman-teman para alumni yang pernah merasakan bangku kuliah hingga dekade 1998,karena sampai waktu tersebut mereka masih merasakan enaknya SPKL yang kegiatannya mirip kayak karnaval,yah karnaval yang intelek pastinya bok..
Kalo banyak diantara pembaca sekalian yang masih menyimpan aneka sertifikat HIMASEP,rasanya anda masih pantas untuk punya kebanggaan yang tinggi. Karena meski waktu telah berubah,dan HIMASEP telah almarhum diganti pewarisnya yang bernama PERMASETA, namun eksistensi-nya or fosil-fosil kejayaanya sampai sekarang tetap ada.Setidaknya ada dihati anda semua.Karena seperti yang Shakespeare torehkan,"Apalah arti sebuah nama".Kita semua tidak menuliskan HIMASEP diatas batu,tapi kita menuliskannya di hati kita,dengan penuh cinta akan banyak kenangan bersamanya.

Untuk teman-teman aktifis PERMASETA,menjadi tugas besar yang harus anda turunkan kepada generasi Sosektaers selanjutnya,untuk memastikan bahwa hanya sejarah yang terbaik yang berulang,kalo bisa jangan sampai memori yang baik yang saat ini sedang dibangun oleh PERMASETA,menjadi berganti dengan yang baru.Karena kita tidak ingin "Kisah Tak Sempurna" terulang lagi.

Rabu, 04 Juni 2008

AGAR TERHINDAR DARI KENAIKAN HARGA-HARGA

By Luqman Setiawan

(*Respons atas 2 postingan soal kenaikan BBM (postingan Oom Sis "Kenaikan BBM sudah tepat",dan postingan Oom Rachman "Waktunya berhitung ...")

Akhirnya,gak kuasa juga saya menulis topik yang satu ini.Benernya,niatnya mau release setelah "sistem" yang lagi saya godok sudah mateng.Tapi setidaknya,saya akan mulai men-share ke temen-temen Sosektaers 96 se-perjuangan.Tentang,bagaimana sebaiknya kita terhindar dari kenaikan harga-harga yang kayaknya gak pernah bisa kita hindari.

Untuk memulai tulisan ini,seperti biasa saya ingin memulainya dari masa lalu sebagai cermin buat saya dan kawan-kawan sekalian.Di awal 90-an,booming industri lagu anak-anak seiring dengan terbukanya keran industri broadcast nasional dengan launching-nya RCTI (remember?) diantara lagu anak-anak yang populer,mungkin temen-temen gak asing dengan lagu "Tukang Bakso".Memang pada waktu populernya lagu itu kita sudah gedean (sudah SMP) tapi pasti telinga kita ga asing denger syair-syairnya kan? ...

"Abang Tukang Bakso...Mari-mari Sini...aku Mau Beli...bla..bla..bla..(naah ini syair yang aku ingin tunjukkan:)...Satu Mangkok Saja Dua Ratus Perak (!) yang banyaak baksonya ...
bla..bla..bla..."
Naah lho! 18 tahun yang lalu saat lagu ini mengudara jadi bahan hapalan nyanyi adik2 kita,harga standar untuk 1 mangkuk bakso cuma 200 rupiah.Sekarang? harga bakso tek-tek yang paling standar 5000 rupiah? Artinya,dengan logika ekonomi yang kita dapat dari bangku kuliah dulu,semangkuk bakso dibayar dengan rupiah...ternyata harganya menguat 25 kali.Atau bahasa ekonominya : semangkuk bakso nilainya mengalami apresiasi nilai terhadap rupiah sebesar 250% dalam tempo 18 tahun ! Kalo kalimatnya dibalik,..rupiah nilainya mengalami depresiasi terhadap semangkuk bakso sebesar -250%.Atau arti matematikanya :selembar uang 5000 rupiah nilai riilnya tinggal 4,75% saja atau bahkan lebih !!! (alias merosot) dalam tempo 18 tahun.

Itu baru 18 tahun,naah coba perhatikan yang satu ini.
Di salah satu buku kuno tentang Ekonomi Pertanian terbitan tahun 1971 ada kolom indeks harga komoditas.Diantaranya yang saya ingat,harga jagung ! yah,harga se-tongkol jagung tahun 1971 di awal kegemilangan orde baru adalah 5 Rupiah ! Naaah berapa harga se-tongkol jagung tahun ini ? harga 1 tongkol di panen raya (artinya,harga di basis yang termurahnya!) adalah 5000 Rupiah ! Naah itu artinya dalam tempo 37 tahun rupanya rupiah kita merosot nilai-nya sebesar 1000 persen !

Masih belum puas ? Mari kita lihat sekeliling kita.Saat anda parkir kendaraan.Berapa harga yang harus dibayar buat tukang parkir?Waktu kita kita masih kuliah dulu,parkir motor cuma 200-300 perak.Lha sekarang kalo kita kasih sebesar itu? Insya Allah kita ditonjokin tukang parkirnya.Tul Gak? he..he..he..

Lantas apa hubungannya dengan judul postingan yang diatas? mau provokasi? no..no..no..my friend.Wait the minutes,I just want to tell you right now.Kebenaran ! yach saya ingin menyampaikan kebenaran dengan sedikit ilmu yang saya dapat dengan pas-pasan di bangku kuliah jurusan Sosek Pertanian Unibraw.Bapak Sujarwo....help me kalo ada salah argumen ilmiah yaa...

Begini,harga-harga menjadi jumpalitan gak masuk dalam logika penghasilan kita selama ini adalah karena kita tidak menggunakan index nilai tukar yang adil.Siapa yang tidak adil?Nilai tukarnya! Uangnya yang tidak adil! yup uang yang kita pake sebagai pilar dari semua transaksi dan logika ekonomi selama ini sebagai biangnya gak adil! Biangnya kenaikan harga-harga.Bagaimana argumennya?Ada 3 hal ;

Pertama,Uang kertas alias--bahasa kerennya--" fiat money"(artinya seluruh uang kertas mulai dollar,pound,sampe rupiah)dicetak dengan amat sangat tidak adil ! Uang kertas dicetak dan terus dicetak tanpa dukungan asset.For your info,pasca pertengahan 1971 pemerintah USA memutuskan keluar dari Bretton Wood Agreement (sebuah pakta yang menjamin tiap lembar dollarnya di back up oleh aset riil berupa emas oleh federal reserve-alias bank sentral-nya).Artinya,mulai tahun 1971 sampai sekarang tiap lembar dollar gak ada jaminan intrinsik asset-nya.Bahasa kasarnya,mulai saat itu sampai sekarang,uang kertas dolar dan semua duit kertas/logam rupiah yang kita pegang adalah duit omong kosong alias Fiat Money!

Kedua,Ilmu "permalingan" jurus paling canggih abad ini !!! yang dimainkan oleh perbankan dan afiliasi-nya (perusahaan pembiayaan kredit,dll),yaitu yang dikenal dengan :Sistem Cadangan Sebagian yang bahasa kerennya ..."Fractional Reserve System".Melalui sistem ini, para bankir kita beserta turunannya (sampai ke Account executive-nya) diberi kekuasaan menyamai kewenangan Tuhan yang Maha Kuasa untuk ...MENCIPTAKAN UANG DARI KEHAMPAAN !!!(Allah punya ilmu "Kun fa yakun") atau bahasa balikpapannya ..Create money from nothing !
Masih bingung ! pastinya ! Begini,sesuai dengan UU BI (mengacu para perintah IMF) BI buat aturan PBI mengenai kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM) dimana seluruh bank se-Indonesia hanya diberi kewajiban menyimpan 5% saja dari total 100% duit titipan seluruh nasabahnya untuk disetor ke BI.Hebatnya,karena 5% duit mewakili 100% artinya,nilai buku 100% riil sah dan legal secara hukum untuk di copy paste 20 kali (inget cadangan 5 % GWM BI, jadi 100%duit:5%cadangan=20 x potensi max penciptaan duit).Untuk gampangnya kita ilustrasikan secara riil,begini ;semisal si Benu (mohon maaf kalo ada yang namanya mirip2) menyimpan duitnya di Bank "Abal-Abal" sebesar 1 juta rupiah.Degan iming-iming bunga 8% setahun,lebarlah senyum si Benu membayangkan nikmatnya jadi juragan duit.Naah si Bank "Abal-abal "membukukannya dalam rekening tabungan Badu sebesar 1 juta rupiah.Understand? naah sampe sini belum muncul masalah.Masalahnya baru muncul setelah Bank Abal-abal mem-posting pembukuannya (closing) ke BI yang bahasa kerennya..kliring..dengan hanya menyetorkan 5% dari duit tabungan Badu yang 1 Juta rupiah itu.Dalam sistem IT bank sentral,recordnya; Collateral Deposit Bank "Abal-abal" adalah 1 juta rupiah (adil gak?Bank Abal2 cuma setor 50 rebu (5% doang dari 1 jutanya si Badu) tapi di record BI-nya 1 juta?).Naah ediaan-nya lagi,dan praktek ini yang dilakukan oleh seluruh bank di seluruh dunia,95 % duit si Badu yang riil itu,yang jumlahnya 950 rebu (1 juta-5%) di re-posting oleh Bank "Abal-abal" untuk untuk beranak duit dengan cara...Bank "Abal-abal" mencari mangsa..mengutangkan duit tersebut ke konco-konco afiliasinya sebanyak sampai 20 kali atau sampai bunga-nya gak bisa lagi rasional untuk dibayar oleh nasabah!dalam kasus Bank Abal-abal,semisal,Bank "Abal Abal" bermitra buat perusahaan lagi or punya pengikut bank yang asetnya lebih rendah darinya,misalnya : "Multi Pembiayaan Abal Abal".Naah Bank "Abal-abal" sebagai bank induk-nya menurunkan duit-nya Benu (ini ilustrasi sederhananya aja biar gambang dicerna) dalam bentuk Plafon kredit dengan bunga.Naah bunganya ditetapkan secara sepihak oleh Bank "Abal abal" berdasarkan patokan kurs bunga yang ditetapkan oleh Bank Sentral (BI).tentunya harus lebih besar dari bunga BI,karena kalo lebih kecil bunganya maka logikanya semua duit si Benu di taruh aja di BI,ga usah ngapa-ngapain duit sudah beranak pinak.ambil contoh,gampangnya.BI tetapkan bunga yang kerennya punya nama produk : Sertifikat BI sebesar 7%.Angka 7 % SBI jadi acuan si Bank "Abal-Abal buat netapin" buka plafon kredit buat konconya : Multi pembiayaan Abal-abal sebesar 1 juta rupiah (lho kok?iya sebab nantinya dengan aneka ketentuan administrasi perbankan,ada saldo minimum plafon buat si kreditor,alias gak murni 1 juta rupiah yang dia bisa akses).Ambil contoh,Bank Abal-abal netapin bunga 10% buat makmum-nya :Multi Pembiayaan Abal-abal.Dari sini aja Abal-abal dapet margin 2% tanpa resiko (10%-8% buat si Benu) yang berarti tetep pegang duit 950rb(lha wong duitnya masih ditangan dia) dapet untung 2%.Yah duitnya ga cash to cash,melainkan masih dalam bentuk plafon yang di posting ke rekening a/n.Multi Pembiayaan Abal Abal.Lantas si Multi Abal Abal ini kan gak mau ketiban sampur kebebanan bunga-nya.Dia puter otak,diturunkanlah lagi duit ini,misalnya ke lembaga Koperasi Karyawan Kaciaan deh Loe(K3dL).Plafon duit yang sama ditanam sebesar 1 juta rupiah dengan bunga 15%.Dengan skema yang sama,K3dL juga mau dapet untung dan gak mau bayar bunganya dong! maka diputerlah otak supaya bisa dapet duit dengan hanya "bekerja" lobi sana-sini biar duit beranak.K3dL lobi Direktur HRD PT.Kacian deh Loe buat program kredit murah untuk karyawan.Program tersebut diterima dan berjalan,disambut dengan sukacita oleh segenap karyawan PT.Kacian deh Loe dengan bunga sebesar 21% (itungannya:15% buat Multifinance Abal-abal,2% buat margin K3dL bayarin operating cost-nya,2%buat entertain mijet dan bayarin selir-nya Direktur HRD yang udah buka jalan ke seluruh karyawan,sisanya ditilep bagi rata sesama elit Koperasi Karyawan buat tambah-tambah bikin rumah untuk istri muda.He..he..he..ini cuma ilustrasi,tapi Insya Allah..ini realitanya lho.Dalam prakteknya,duit yang dikucurkan turun menurun macam ilustrasi diatas sampai menurun 20 kali hingga benar-benar sampai ketangan ekonomi riil.Mengerikan sekali bukan sistem ekonomi kita yang di back up sama perbankan?

Ketiga, kalo yang ini so pasti gak asing lagi.Yah,Bunga uang alias Rate.Seperti ilustrasi di atas,sistem perbankan kita memang sudah mendarah daging ber-praktek dengan sistem mem-bungakan duit.Sistem rente ini juga salah satu penyumbang naiknya harga-harga.Disebabkan karena operating cost usaha meningkat (karena dibiayai oleh perbankan,dengan bunga,dan sialnya lagi alat bayarnya pake duit-duitan alias fiat money).Akibatnya...harga-harga berubah merupakan sesuatu yang pasti,atau bahasa kerennya terjadi penyesuaian harga.

Lantas,bagaimana kita terhindar dari kenaikan harga-harga?
Dan inilah inti dari tulisan panjang kali ini.Dalam strategi ilmu intelejen perang,mengutip mentor terdahulu (konon,ybs mantan intel),ada satu petuah strategi yang simple."Kalo anda ingin mengusir tikus keluar dari sawah,bakarlah sepanjang pematang dan sisakan satu garis pintu keluar (buat si tikus)".Menurut pengalaman kita waktu KKN dulu,bukankah demikian cara tradisional yang paling efektif dalam menghajar si tikus biar tunduk sama kita?
Trus kongkritnya gimana?(gini nih,gaya menyela temen2 kita or aku ? dulu kalo gak sabar ndengerin rekan yang lagi nge-dabrus di forum diskusi).Yaaa...konkritnya,kita "Bakaaar" pematang sawahnya,dan sisakan pintu buat si Tikus kabuuuur keluar sawah buat cerita ke temen2nya agar jangan mengusik kita.Dalam konteks ini siapa TIKUS dunia yang jadi biangnya akan saya ceritakan dalam kesempatan lainnya.Naah,dari pelajaran tulisan ini,ada 3 lajur pematang yang harus kita "bakar".Pertama,apa kawan-kawan? yah..yang pertama Uang Fiat alias fiat money.Gimana cara bakarnya? kurangi pemakaian uang fiat kita (rupiah,dollar,pound,dll),dan rubah iddle money (tabungan kita dari tabungan duit rupiah or derivative-nya : reksadana,saham,forex,dll) ke tabungan yang kita simpen dalam bentuk...DINAR ! Oooops tunggu dulu.ini bukan dinar irak maksudnya.Tapi Dinar menjadi ketetapan dalam Al qur'an dan Sunnah rasul.Dinar adalah koin emas dari emas murni 22 karat seberat 4,25 gram (ukuran arabnya : 1 Mitsqal=32 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya). Yahh untuk selamat dari kenaikan harga-harga,selamatkan duit yang kita dapat dengan susah payah dengan segera rubah iddle duit sisa belanja RT ke Dinar.Sejarah mencatat 14 abad yang lampau sejak jaman rasul sampai sekarang, harga-harga nilainyasama=tetap jika menggunakan index harga dinar.Yang paling gampang kita dengar..harga 1 ekor kambing terbaik buat kurban harganya dari jaman rasul sampe sekarang tetap yaitu seharga 1 dinar (kurs dinar saat posting tulisan ini = 1 dinarnya =Rp 1.186.500)! harga ayam dari jaman

hingga sekarang tetap 1 dirham (1 dirham beratnya 2,975 gram perak murni 99 karat).Jadi langkah pertama tanggul sawah buat keluarnya si Tikus adalah dengan...rubah setiap selisih iddle rupiah sisa belanja ke dinar.Insya Allah,bagi yang punya niat naek haji,beli rumah,beli tanah,buat biaya sekolah si kecil sampe profesor,dinar adalah solusi pengaman aset anda (note :ini informasi lho,bukan promosi,he...he..he..).Kurs dinar mengacu pada harga emas internasional,dan kalo anda rajin kunjungan ke portal-portal emas macam www.kitco.com,maka anda akan takjub melihat history harga emas dunia sepanjang kurun waktu anda klik..kejayaannya tak terkalahkan dengan mata uang kertas abal-abal manapun.Rata-rata apresiasi dinar (emas) per tahun-nya terhadap rupiah dalam 10 tahun terakhir 28 % dan dalam dollar 8,9 %,artinya kalo simpanan anda yang duit kertas itu anda switch ke dinar,Insya Allah nilai-nya tetap dan tidak tergerus sepanjang waktu.Just info,nilai dollar terhadap dinar emas hanya tinggal 5 % saja dalam 40 tahun terakhir (pasca Bretton Wood Agreement yang

dibatalkan sepihak oleh USA).Mengingat berbahayanya,ilmu pengetahuan yang satu ini bagi kelangsungan praktek monopoli ekonomi kapitalis dunia berbasis duit duitan kertas,maka tidak heran seluruh negara didunia ini bungkam seribu bahasa tidak menyampaikan kebenaran sebagaimana adanya.Karena kalo rakyat tahu ini dan rame2 kabuuur meninggalkan rupiah,or duit fiat lainnya maka negara bakal collapse dalam hitungan detik.Kenapa? lha wong cadangan emas BI aja tetap selama 40 tahun terakhir yaitu "cuma" 96 ton emas atau kalo di convert dengan total duit beredar dan duit dalam account bank se -Indonesia ternyata nilainya cuma gak lebih dari 2% saja.Artinya,duit rupiah yang kita pegang ini ternyata total duitnya cuma di back up sama aset riil emas senilai 2% dari nilainya saja.Langkah selanjutnya,kalo rakyat sudah pada kompak pake dinar (kalo menurut saya gak perlu semuanya,yaa sepersekian persen aja sudah cukup),maka otomatis bergeraklah sektor riil,karena pemegang dinar kalo sudah 20 keping dan kena nisabnya ..otomatis wajib zakat maal,or bagi yang pegang dirham kalo sudah nisabnya pas dia punya 200 keping maka dia wajib kena zakat maal yang masing2 2,5%.Marak juga secara otomatis sistem qirad (pemilik dinar menginvestasikannya ke sektor riil/pengusaha),mudharabah (bagi hasil,hampir sama dengan qirad cuma beda tafsir aja).Maka terputuslah rantai pertama kenaikan harga-harga,yaitu : fiat money.


Langkah kedua untuk terhindar dari kenaikan harga-harga,yaa ini terlalu ekstrim,dengan mengurangi peran perbankan dalam kehidupan ekonomi kita.Menurut pakarnya,sebenarnya peran bank yang paling masuk akal cuma 2,yaitu fungsi :transfer ballance-nya,dan jasa titipan di Save Deposit Box-nya.Selain itu,peran bank dan antek2nya kayaknya cuma akal-akalan saja.


Langkah ketiga,stop berekonomi dengan rente ! Stop rente policy sudah dijalankan oleh perbankan syariah kita (tapi 2 pilar yang saya sebut masih mereka jalankan).Jadi jangan terjebak sama rente kapanpun dan dimanapun.Karena tiap detik closing aktifitas itu dalam kehidupan masyarakat,maka di detik yang sama kenaikan harga menjadi tak terhindarkan.Pasti deh!


(Artikel ini cuma pengantar lepas aja,mengenai Apa itu Dinar,Dirham,Ekonomi Alternatif,Bagaimana cara mendapatkan Dinar,Dirham,Transfer balance,titipan depositnya,referensi,
monggo..japri via email)