Rabu, 11 Juni 2008

" HOBI ANDA APA ?"

By Luqman Setiawan

Menarik untuk disimak,beberapa waktu yang lalu juragan agribisnis nomor wahid di negeri kita--Bob Sadino tampil manggung dalam forum seminar kewirausahaan di kampus tercinta (sayangnya yang ngundang bukan Fakultas Pertanian,tapi Fakultas agrokompleks dari tetangga sebelah!). Dengan penampilan yang nyentrik,celana pendek,dan cangklong rokok ditenteng,bertitah ia bak dewa."Nama saya Bob Sadino",lebar mulutnya kala berucap."Pekerjaan saya sehari-hari maen golf dan berkuda,lanjutnya dengan nada datar laksana dukun beranak mewartakan jenis kelamin jabang bayi kepada sang bunda.Seisi ruangan yang sebelumnya dipenuhi oleh suara kasak-kusuk cekikik pemuda-pemudi puber kedua mendadak senyap.Apa lagi penyebabnya kalo bukan lantaran mendengar getar suara titah sang "dewa bertangan dingin yang mampu merubah telur ayam menjadi wonderfulfarmstore".Namun,untai kalimat sang "dewa" bercelana komprang inilah yang membuat mulut sebagian besar yang hadir diruangan tersebut ternganga-nganga,takjub."Hobi saya,katanya.Berbisnis".
Singkat padat dan jelas,bahkan untuk ukuran anak TK kelas B,kalimat tersebut lugas,apalagi forum kali ini dihadiri oleh peserta yang minimal bertitel mahasiswa (underline,"maha"-siswa,nya yaa..).

Kalimat pembuka perkenalan dari sang dewa agribisnis tersebut rasanya sudah cukup untuk mewartakan apa arah dari bait-bait kalimat selanjutnya. Kalo yang bicara seperti itu seorang Luqman,atau Paijo,atau Ngatiyem,atau sapalah yang tidak jelas kontibusinya buat bangsa ini,pastilah kalimat itu langsung menguap disapu angin,tapi anda semua mafhum,yang bicara adalah maestro di jagad dunia agribisnis,lengkap dengan profilnya yang telaten muncul menghiasi majalah dibidang agribisnis seputar manuver dan keberhasilan agribisnisnya. Oom Bob,demikian beliau biasa disapa,nampaknya senang bermain-main seputar mengutak-atik rekam jejak memori (mindset) kita semua.Ia bak ideolog partai yang dengan penuh ketekunan merekonstruksi mindset para pengikutnya yang "poltak" (alias;"polos,lugu,dan 'kadang-kadang' amien tanpa pake otak") secara habis-habisan,lantas menginjeksikannya kembali kedalam benak kita.Bedanya,kalo ideolog menginjeksi dengan "materialisme utopis (dengan tujuan akhir;kekuasaan=jabatan),sedangkan "dewa" Bob sedang berupaya "menyetrum" kita dengan landasan yang aktual dan implementatif (walaah ruwette kon Man! he..he..kamsutnya misalnya ;menjadi wiraswasta,itu salah satu strain dogma-nya,Pen).Atau dengan bahasa yang lebih ekstrim,Bob ingin menuntun kita semua ke "jalan yang benar" untuk kehidupan produktif kita yang terbaik.


Logika terbalik ala Oom Bob nampaknya akan selalu relevan sepanjang jaman,tapi tunggu dulu,tentu sepanjang cara implementasi kita yang tepat.Mari kita perhatikan jalan panjang historis seorang Bob hingga ia jumawa menjadi pendekar agribisnis yang disegani.
Memulai "hobi"nya dengan menjual telur leghorn (ayam negeri) secara langsung ke konsumen (bahasa kerennya direct selling) ke konsumen pengguna (end user) di Jakarta di era Orde Baru muda (awal 70an). Pada waktu itu,tidak lazim bahkan bisa dibilang menjual telur ayam (apalagi ayam leghorn) bagi banyak orang bukan ide yang cerdas lantaran mayoritas rumah tangga di Indonesia memelihara ayam (kampung/buras). Dengan berbekal rumus ketekunan (fokus-fokus-fokus),plus telaten "menyerbu" target market yang tepat (konsumen utamanya ;ekspatriat),pada akhirnya kita semua mafhum,usahanya berkembang kian menggurita Tapi pastinya oom Bob juga melalui masa-masa dimana bisnisnya mendapatkan tantangan,namun terbukti ia mampu melampauinya.

Belajar dari Oom Bob, tindakan yang nyata butuh "amunisi" yang permanen.Dan amunisi yang abadi adalah mindset,sebuah chip kecil dalam otak kita yang mengatur arah tindakan yang menggerakkan tata tindakan kita sepanjang waktu. Dalam kasus Om Bob,dengan brilian,ia membalik saklar dalam lipatan otaknya.Saklar hobi ia injeksi dengan mindset "berbisnis".Artinya,semua tata laku bisnis beserta aneka resiko dan tantangannya dirubahnya menjadi adrenalin yang menyenangkan.Dan sebaliknya,mindset pekerjaan dengan maen golf dan berkuda dipenuhi idiom rutinitas yang penuh relaksasi.Dengan racikan amunisi demikian,gunung terjal macam apa yang tidak dapat ditaklukkan?

Memang hidup ini adalah pilihan. Tapi kitalah yang sebaiknya menentukan pilihan terbaik untuk sepenuh jiwa raga kita darma baktikan. Alih alih kita kalah oleh pilihan nurani lantas terjebak dalam pusara rutinitas dengan hasil yang segitu-segitu aja alias P9=Pergi Pagi Pagi Pulang Peteng Peteng Penghasilan Pas Pasan. Tidakkah kita berani untuk menepi sejenak dari hiruk pikuk rutinitas,berusaha mengurai simpul kusut dalam benak kita untuk mencoba me-reset saklar hobi kita menjadi sesuatu yang powerful,produktif,dan "marketable".
Oh iya,...ngomong-ngomong,"Hobi Anda Apa ?"

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Nice and inspiratif..
emang sebenarnya sosok seperti Bob Sadino ini yang harus kita teladani, bukannya malah berpangku tangan pada owner private company or pada eS Ka - eS Ka pemerintah (bagi yang bekerja di departemen or institusi pemerintahan lainnya lho..), dan hanya bisa berteriak untuk kenaikan gaji or tunjangan, atau berteriak karena budaya perusahaan yang tidak sehat, atau aturan2 perusahaan yang tidak memuaskan.
Kita sebenarnya sangat sadar bahwa prinsip 9P -ala mas Luqman- bagi pekerja, karyawan ato bahasa kerennya 'employee' itu bener banget! Beda halnya dengan seorang pengusaha, yang bisa mengatur sendiri kapan dia harus masuk dan pulang dari 'kantor' nya, berapa omset yang ingin dia peroleh dalam bulan itu atau bahkan dalam tahun itu, kapan dia harus have fun...dan bahkan waktunya untuk have fun atau bermain, yang notabene hanya untuk sekedar menjalankan hobi apapun itu, golf lah, berkuda lah, atau main congklak sekalipun (tau congklak khan?) merupakan ajang bisnis bagi mereka. Justru melalui bermain ini lah berbagai kerjasama dan bisnis antar berbagai pihak terjadi, bukan begitu?? Well, pada intinya, lebih baik mulai sekarang kita2 udah pasang ancang2 untuk merubah haluan, dari 'pekerja' menjadi 'mempekerjakan', dari 'job seeker' menjadi 'employer'. Hehehe...sok idealis banget yak! tapi bener lho, klo ujung2 nya kita bawa ke kontribusi kita pada negara, wuiihhh...betapa bangganya kita bisa menurunkan angka pengangguran negara tercinta kita yang merana ini,hahaha... ngarep deeehhh...! =)

Luqman Setiawan mengatakan...

Tullll..Fid,
makanya mudah2an budaya ngeblog lewat adress ini pelan-pelan dapat mendorong kita semua menjadi komunitas informatika (ta'ella..tinggi juga ngimpinye?he..he..he..), cozz sesuai dengan eranya,"make money"nya orang jaman sekarang pasti bakal selalu bersinggungan dengan yang namanya internet.Naah..kalo temen2 minimal udah mulai pada melek nge-blog misalnya,...apa gak dahsyat tuh kalo kelak diantara kita bisa saling berbisnis secara online?jadi bisnis yang senafas dengan hobby layaknya cara berfikir Oom Bob diatas kan?