Senin, 09 Juni 2008

OSPEK

By Luqman Setiawan

Siapa yang tidak kenal Ospek,yang merupakan bagian dari pintu masuk pergaulan dunia kampus.Meski keberadaanya jauh diluar peta jalan (road map) akademis menuju gelar sarjana,namun Ospek seolah menjadi prasyarat terselubung bagi mahasiswa agar dapat hidup "layak" di lingkungan kampus. Cerita kali ini adalah tentang Ospek Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang,nun di pertengahan akhir 1996,beberapa bulan setelah terjadinya peristiwa berdarah-darah 27 juli 1996 di kantor DPP PDI di Jakarta.

Bak pesta kolosal,ratusan pendatang baru mahasiswa disambut dengan sukacita penuh "udang dibalik batu" oleh puluhan senioren berjaket almamater biru dengan gantungan kalung tanda pengenal mirip kambing kurban menunggu ajal.Tapi tunggu dulu,kita-kita yang jadi peserta malah lebih parah lagi,berpenampilan ala buruh tani dengan topi caping,baju kaos yang seragam,celana panjang,berbaris ber-banjar-banjar untuk berkali-kali di jemur (pepe) di terik sang surya.Terhitung ada beberapa new comerad kita yang tumbang lantaran dehidrasi,unfitable,atau yang sekedar pura-pura sakit.Dan dengan sigap,regu P3K panitia kita mengamankannya ditempat yang nyaman.

Lima hari Ospek,rasanya seperti setahun ! yah,tiap hari para new comerad menerima tugas yang aneh-aneh,mulai prakarya dari karton,sampai "mantengin" siaran radio yang merelease harga sembako.Berangkat pagi buta,dengan satu-satunya kendaraan yang tersedia pada waktu itu di Malang ; bemo yang bentuknya sejenis dengan bemo milik babenya si Doel (cuma lebih seksian dikit).Sampai di kampus disambut dengan "teguran" (ini bahasa halus untuk cacian dan makian),disuruh lari keliling jalan didalam kompleks kampus sabil nyanyi "Batalion Pertanian All the Way" ,kalo mengenang yang satu ini,sebenarnya kita ini mau jadi opsir perang,atau panglima intelek? Belum puas dengan aksinya, panitia membutuhkan pemeran figuran untuk menambah hangat suasana.Maka ditampilkanlah kawan kita Eko Setiawan (jurusan BP) yang berperawakan mungil baby face mirip bintang iklan "Ayo masuk sekolah" di era Orde Baru.Eko ditampilkan diatas panggung dengan berbagai gaya,dari nyanyi sampai pidato dan memimpin koor lagu kebangsaan "Batalion Pertanian" (belakangan saya sadari bahwa lagu ini adalah gubahan dari yel-yel Marinir).

Dari Ospek inilah kita mulai membangun chemistry kekerabatan dalam ikatan Sosek 96.Pelan-pelan,saya mengenal Ibnu Sina (Agribisnis 96).Suatu sore waktu Ospek hari kedua pulang bareng do'i yang waktu itu tidak lepas dari 2 sahabat se-kampungnya Ridha (Teknik Pertanian 96),dan Mairizal Zahdi (HPT 96,yang sosoknya sudah kita tampilkan sekilas di posting sebelumya). Ibnu Sina,pemuda ganteng,kalo tertawa deret giginya bak gigi kelinci,dengan cepat kita sadari doski punya kemampuan yang luar biasa dalam olah eyel-mengeyel (alias debat).Pada moment yang sama,dilapangan dalam baris ber baris kelompok,saya mengenal Rinda A. Suhadi (PKP 96),yang ramah dengan gaya gaul bak aristokrat yang selalu menjaga agar tata tuturnya tetap berada dalam koridor EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), dan sepanjang pertemanan dengan kawan Rinda ternyata itu memang bagian dari profilnya yang terus disempurnakan.Chemistry kekerabatan sosek pula yang terbentuk dengan Merry Bennetha Pattinama (mohon maaf kalo salah eja,PKP 96),yang selalu antusias (alias gayeng kalo ngomong topik apa aja),makanya gak heran kalo ada kabar bahwa pergaulan perkawanan Mbak Merry dikenal luas berderet-deret,dan punya banyak kawan orang asing.Segera pula saya mafhum,kawan kita Merry "pinang terbelah dua" dengan Cathy (Agribisnis 96).

Untuk yang satu ini,tidak jelas kapan saya terbangun chemistry dengan "pembalap" (pemuda berbadan gelap?he..he..he..just kidding,man !)bernama Rachman Adi Saputra sang Maestro blog ini (yang membuat kita berhutang budi baik pada beliau).Kalo gak salah kita sudah saling kenal tampang sejak Ospek,cuma mulai take care setelah kita ternyata join di UKM yang sama tempat kumpulnya mahasiswa yang suka "nge-dabrus aneh-aneh".Dengan Siswanto ? waduh.Kawan kita yang satu ini sungguh low profile dengan ritme kehidupan kampusnya.Sejak awal mahasiswa dikenal sebagai pegiat fraksi Ekonomi Lemah yang biasa cangkruk di emperan selasar kampus.Sepak terjang olah kanuragannya baru diperhitungkan di jagat dunia Sosek setelah beliau secara mengejutkan menjungkirbalikkan SPKL dari kegiatan karnaval ala "TK mahasiswa" menjadi sebuah event orientasi yang menjadi avant garde-nya new comerad sosektaer.Ada lagi,kawan kita Titis Shinta Dewi.Sosok yang kayaknya menyatu dengan falsafah "silence is gold" ini terkenal ramah dan likuid dalam bergaul tapi hemat dalam mengumbar olah kata.Puncak karier tertingginya dalam republik sosek adalah kala ia sukses memimpin SPKL,FYI,Ketua Pelaksana SPKL merupakan jabatan prestise dijaman itu,dan kalo gak salah sampek surplus budget,plus acara yang berbobot (remember;seksi Acara-nya dipandu oleh Cak Siswanto).Dan ada banyak lagi nama-nama yang tidak tersebut satu persatu,turut menyatu mempengaruhi dan memberikan warna kebersamaan Sosek,dan Insya Allah akan kita kupas sampai tuntas dalam postingan selanjutnya.

Kembali pada topik kita tentang Ospek.Mengulang akhir dari Ospek,kita semua berkumpul di sore hari menjelang maghrib. Dalam lingkaran besar yang ditengahnya berdiri api unggun kecil-kecilan.Satu persatu perabot perpeloncoan mulai papan nama,kaos,sampai caping beterbangan seolah berebut cepat menjadi pangsa api. Dan api membumbung tinggi membelah senja kota Malang, menyatu dengan angin dan pecah terbang kedalam 8 penjuru angin untuk mewartakan kenangan di hari itu.

1 komentar:

anik widayati mengatakan...

Hai kawan saya juga alumni sosek angkatan '96, masih kenal kah dikau dengan saya "anik widayati" jurusan sosek PKP '96. Apa kabar semua ...