Senin, 30 Juni 2008

Indonesia Menangis

Bagian ke-1 dari 100 tulisan


By Ahmadi (yah) "Boy" Addy Saputra (Sosek Agribisnis 1997)


Hampir setiap hari panca indera kita disuguhi aneka tontonan realitas kehidupan anak-anak bangsa. Rentetan kisah perjuangan menyambung hidup di negeri tercinta ini. Jeratan tuntutan ekonomi yang semakin tidak masuk akal untuk bisa dipenuhi. Makan, sekolah, berobat hampir-hampir menjadi barang langka dan hanya dapat dinikmati segelintir orang secara layak.

Ketika sebagian rakyat mengais-mengais harapan untuk sekedar dapat hidup apalagi layak, sebagian dari kita bertingkah seolah musang kenyang yang rakus. Pola hidup konsumtif dipertontonkan layaknya fashion show di catwalk keserakahan. Dan sang musang memilih kostum domba untuk memanipulasi kebodohannya.

Ketika sebagian rakyat hancur hatinya karena dikhianati oleh pilihan hatinya pada sebuah “pesta” lima tahunan, sebagian dari “sang pilihan hati, sang wakil” bertingkah layakanya tikus yang siap mencuri “hak hidup” rakyat ini. Dan hebatnya sekarang sang tikus tak lagi mencuri tapi merampok karena “lemahya sang kucing” akibat main mata antara mereka.

Dan lagi-lagi penguasa territorial “rimba Indonesia” ini betul-betul bertingkah layaknya singa sang raja hutan. Alih-alih melindungi rakyatnya, justru rakyat yang lemah dijadikan santapan lezat. Keseimbangan. Itulah rimba “yang kuat akan memakan yang lemah”, wuih..penganut Charles Darwin sejati..

Penguasa-penguasa berilah hambamu uang..(demikian Iwan Fals berdendang)..BLT pun dikucurkan, untuk sebuah alasan mengurangi beban rakyat. Sakit kanker diberi obat sakit kepala. Yang penting minum obatlah..Kalau sakit berlanjut, rasain lo..

Dan parahnya lagi penguasa hanya punya satu obat, untuk semua jenis penyakit..dewa dari segala obat penghilang sakit, pil sakti bermerk “kebijakan moneter”, dengan komposisi interest (bunga) 90 %. Aturan pakai : jika harga minyak dunia naik, harga BBM ikut naik, harga kebutuhan hidup naik, uang yang beredar naik, inflasi naik..Maka obatnya naikkan SBI (sertifikat bank Indonesia), bunga-bunga bank naik, masyarakat tertarik menyimpan uang di bank. Selesai…??? Bunga simpanan tinggi, bunga kredit tinggi, pengusaha tak mampu bayar beban bunga, ekonomi lesu…Pengangguran merebak!! Gampang toh, turunkan SBI, bunga kredit rendah, pengusaha bergairah, tenaga kerja terserap, daya beli naik, uang beredar naik, inflasi naik,dan seterusnya, kembali ke atas..Terus dimana sector riil berperan,.mana gua tahu..penganut John Maynard Keyness sejati.

Saya tidak tahu kenapa dua cecunguk Darwin dan Keynes itu masih saja dianut…Atau memang kita yang tidak paham ekonomi, sehingga yang berhak berbicara tentang kesejahteraan hanya mereka yang duduk di singgasana penguasa..Kita hanya berhak diam atau bersuara lantang di “seberang jalan” seperti kawan-kawan mahasiswa..

Bersambung….


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Luar biasa...!!!!!!!
Lugas,Jujur,dan Provokatif !
ini dia...kawan kita "Boy" telah kembali ke pangkuan jalan yang "lurus"....
Btw...tulisan "bersambung"...mengingatkan kita pada novel ko ping ho....
Kita tunggu...sambungannya ya...kawan "Boy" alias ..."Boyolali"....