Rabu, 18 Juni 2008

Yang di Harap dan Yang Terjadi

By Luqman Setiawan

"Dalam hidup semua hal bisa diatur.kecuali Takdir".

Sosektaer yang budiman,anda semua bisa kompak mendebat saya untuk kalimat yang pertama,tapi pastinya tidak untuk yang kedua.Demikian misteri hidup yang Allah ciptakan untuk memberi pintu bagi setiap manusia agar selalu menjaga kehambaannya kepada Sang Khaliq.Saya ingat,pelajaran pertama tentang "Takdir" kala disetrap guru IPS (SD kelas IV) lantaran tidak mengerjakan PR.Waktu itu guru saya berkata,"kamu tidak mengerjakan PR karena itu kamu sekarang di hukum".Kemudian,guru saya melanjutkan."Kamu yang 'buat' dirimu seperti ini (maksudnya disetrap),ini bukan takdirmu ! dengusnya"
"Waduh...aku gak ngerti,maksud guruku apa pake ngomong-ngomong takdir segala?"demikian batinku bergumam.
Seolah mengerti kebingungan muridnya yang kesulitan mencerna kalimat berbau filosofis tersebut,sang guru meneruskan ucapannya.
"Dalam hidup,katanya".
"kita bisa mengatur hidup,dan Allah yang menyediakan Takdirnya."
Agak jelas dikit tapi tetap membingungkan bagi kita yang masih SD kala itu.
"Kalian tahu gak?caranya mengatur hidup?tanya sang guru sambil berkacak pinggang dimuka kelas persis disampingku yang berdiri mematung dengan satu kaki setengah menggelantung layaknya burung srigunting hendak mematuk ikan.
"Ini rumusnya.lincah tangan sang guru memetik kapur dan menorehkannya di papan tulis.Debunya berhamburan berebut masuk ke rongga hidungku.
Srek..srek..srek...
dan terpampanglah 4 huruf besar saling bergandengan terpahat di papan tulis.
empat buah huruf, masing-masing ; D,U,I, dan T,lebih tepatnya dalam bentuk formasi tulisan "D-U-I-T".
"Apa yang kalian lihat anak-anak? seru sang guru mengagetkan kami yang sibuk berpikir laksana peserta kuis diburu waktu.
"DUIIIIIIT PAAAAAAK,serentak seisi kelas menjawab dengan berlomba mengeraskan suaranya.Kesempatan emas yang tak ku sia-siakan untuk melepas penat kekesalan melalui medium "menumpang" kebersamaan dalam teriakan.
"Yaaah....bener tapi salaaaah! tandas sang guru memotong cepat.
"Itu yang kalian baca,tapi bukan yang kalian lihat ! lanjut pak Guru."
"Perhatikan baik-baik,Bapak menuliskannya D-U-I-T berarti tidak dibaca menyambung melainkan masing-masing penggalan terpisah ! mengombak tensi sang guru saat menjelaskan maksudnya."
Kemudian,sambung sang guru."Maknanya,D itu Doa,U itu Usaha,I itu Iman,dan T itu Takwa, mengerti anak-anak? tanyanya dengan suara meninggi.
"Mengerti pak guru.Kompak seisi kelas menghaturkan irama kalimat dengan nada yang sama,layaknya lolongan srigala di musim kawin.
"Bagus,anak-anak ! kata pak guru sambil menepiskan kedua telapak tangan menyingkirkan serbuk kapur yang melekat."
"Jadi,camkan baik-baik dalam kepala kalian ! dengan mimik serius pak guru berucap."
"Mulai minggu depan, tidak ada lagi yang berdiri di depan kelas karena tidak mengerjakan PR ! mendesir suara pak guru penuh ancaman sambil mendelik memelototiku".
"Selama kalian selalu hidup dalam keseimbangan doa yang khusyuk,usaha yang keraas,maka itu artinya kalian sudah mengatur hidup dengan baik.di sisi Allah takdir telah diaturNya,dan kalau sudah terjadi,maka tidak ada pilihan yang terbaik selain meng-"iman"inya,dan tetap erat ber "takwa" kepadaNya.Demikian pamungkas wejangan sang guru sambil menepuk pundakku memberi kode untuk kembali ke tempat duduk.

Belajar dari wejangan sang guru di atas,kita semua memiliki kekuasaan untuk mengatur,alias men-setting atau me-lay out kehidupan yang belum terjadi,baik bagi diri sendiri maupun area kehidupan disekeliling yang masih dalam frekuensi "zona pengaruh" kita.Kita memulainya dengan Doa yang diilmiahkan menjadi Visi alias arah tujuan yang akan dicapai,lantas dikawinkan dengan Usaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya,yang diantaranya melalui kerangka rasionalisasi yang bernama Manajemen.Selanjutnya,wusss...takdir datang sebagai ketetapanNya,yang tidak bisa tidak,mau tdk mau,suka tdk suka,kita terima secara semestinya dengan Iman yang terbaik dan selalu penuh dengan rasa syukur,serta terus menjalin Takwa memelihara penghambaah hanya kepadaNya.

Mungkin, karena pelajaran hakekat D-U-I-T dari sang guru itulah yang kemudian membuat saya menjadi percaya kenapa seringkali yang diharapkan tidak sejalan dengan yang terjadi.Kenapa kita ingin menjadi "Superman" (yang super,aktif,dan dapat diandalkan),tapi yang terjadi malah jadi "Simpleman"?(yang pragmatis,instan,naif,dan cuma bisa mengandalkan orang lain).Atau,kenapa saat kita ingin menjadi "Sukses" (berhasil jasmani,rohani),tetapi yang terjadi malah jadi "Pecundang" (yang mentok,dan fatalis).Ternyata jawabnya sederhana.Kembali ke D-U-I-T.
Imani saja.
Dan cengkeram erat terus Ketakwaan []

Tidak ada komentar: