Senin, 09 Juni 2008

HIMASEP dan PERMASETA

By Luqman Setiawan


"Aku..memang tak berhati besar
untuk memahami hati mu disana
Aku memang tak berlapang dada
utk menyadari kau bukan milikku lagi

dengar..dengarkan aku..
aku akan bertahan
sampai kapanpun
sampai kapanpun... wow.. ow....
maafkanlah aku yang tak sempurna tuk dirimu
usailah sudah kisah yang tak sempurna untuk kita
kenang...

andai aku dpt merelakan setiap kepingan ukiran kenangan indah
andai aku sanggup menjalani setiap detik dan waktu mendatang wow oh ..

Dengar..dengarkan aku..
aku akan bertahan
sampai kapanpun..
sampai kapanpun...wow oh ! "

Sosektaer yang budiman,
Mungkin kita semua pasti tidak asing dengan bait lantun syair diatas."Kisah tak sempurna" dari Samson,demikian mengena saat tanpa sengaja waktu lagi tolah toleh liatin komputer tiba-tiba wuss..lagu ini muncul bergaung..mendayu-dayu melankolis.Mendengar lagu ini saat saya meresapi lantunan syairnya,bukannya kisah kasmaran gaya mahasiswa dan pelajar jaman sekarang yang muncul dalam benak saya,melainkan "Kisah tak Sempurna" 8 taon silam di pelataran dalam ruang jurusan sosek.Waktu itu adalah jaman,katanya jaman peralihan dari Orba Soeharto tumbang ke Orde Reformasi (?).Yang namanya mahasiswa..semua yang berbau lama pada saat itu tiba-tiba berubah menjadi sesuatu yang harus..di reformasi ! mengenang masa itu,rasanya kita semua jadi ahistoris semua.Bayangkan,Senat Mahasiswa Univ Brawijaya melalui demokrasi (or democrazy nya mahasiswa?) melalui musyawarah terbuka ngundang semua mahasiswa melalui rapat berbulan-bulan sampai jumlah peserta rapatnya menyusut secara signifikan...berubah (ato di reformasi?)--jadi LKMUB dengan alat-alat kelengkapan ; Konggres,DPM,dan EM (juga ngatur fakultas dengan ;LKMF,DPMF,EMF,HMJ).

Mirip rombongan sirkus,pesta demokrasi langsung ala utopia mahasiswa berpindah ke Fakultas-fakultas,termasuk Fakultas Pertanian.Diselenggarakanlah Musyawarah Umum Mahasiswa Fakultas Pertanian (MUMFP) wow..kedengerannya keren bukan? Waktu hari pertama dibuka,pesertanya membludak 2 ruangan kuliah di lantai 3 FP penuh sesak oleh mahasiswa semua jurusan dari yang D3,S1,Reguler,sampai yang Extention. Berhari-hari,berminggu-minggu berlangsunglah pesta rakyat berdemo(crazy?),dan diluar prediksi kita-kita yang waktu itu ngerasa aktifis banget,ternyata..pesertanya merosot drastis tinggal beberapa orang dan tentunya bisa diitung pake jari! What's happen? Apa yang salah?Kita sudah bikin happening art,demo di jalang,blokir acara kuliah beberapa kelas,woro2 lewat mading,dan berbagai aksi heboh dengan tujuan agar para mahasiswa sudi berkenan turut serta aktif membangun "negeri (dongeng?)" organisasi-nya yang lebih demokratis. Ape mau dikate,kalo kata orang betawi bilang,kayaknya sampai kapanpun disinilah titik nadir itu tiba.Senja menjelang maghrib,saya mengenang kala peserta musyawarah tinggal satu dua,bak handai tolan menunggu kerabat menjelang ajal,dipimpin oleh Abang Mairizal Zahdi (?) perantau Aceh berbadan gempal...diketoklah palu "deklarasi kemerdekaan" lembaga mahasiswa LKM Fakultas Pertanian,tanpa keramaian dan hanya ditemani sayup-sayup suara jangkrik dan cenggerek disela rerumputan lathhouse yang berjarak beberapa meter dari ruang sidang musyawarah (yasng lebih mirip musyawarah keluarga mafia/yakuza,he..he..he..).Yah mungkin inilah demokrasi,pikir saya waktu itu.Keputusan besar ditetapkan oleh segelintir orang dengan mengatasnamakan seluruh mahasiswa tanpa justifikasi legal (lha wong yang nge-justifikasi ya kita-kita juga).

Trus apa hubungannya dengan pelataran jurusan Sosek unibraw?
Oh iya ngelanturnya kepanjangan.Begini,alkisah..rombongan sirkusnya buka atraksi juga di jurusan-jurusan..,termasuk juga di jurusan Sosek..(he..he..he..yang ngerasa jadi pemain sirkus jangan marah yaa..!). Melalui forum yang bernama Musyawarah Umum Mahasiswa Jurusan (MUMJ) Sosek,digelarlah permusyawaratan rakyat sosek bertempat ya..itu ..di selasar dalam jurusan sosek,dengan "ngemper" dilantai bak "kaki lima" menjajakan dagangannya. Berbekal,woro-woro di mading kecil yang ditempel sekenanya dengan gabus,dimulailah permusyawaratan sosek tiap sore ba'da bubaran kuliah.Berbeda dengan pesta MUMFP yang hari pertama ramai oleh peserta,pesta yang satu ini di jurusan kita sejak hari pertama sudah sepi peminat.Barangkali pikir temen2,daripada cangkruk mending belajar yang bener biar bisa lulus dan kerja secepat-cepatnya,he..he..he...

Bagian yang saya rasa penting dan bertautan dengan "kisah tak sempurna" yaitu pada saat kita sesama peserta musyawarah saling berdebat membahas nama organisasi HMJ Sosek yang akan berdiri kelak.Nama yang diusulkan macem2,sampai mengerucut ke 2 nama ; tetap ke nama lama yakni Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (HIMASEP),dan opsi kedua yaitu ke nama; Perhimpunan Mahasiwa Sosial Ekonomi Pertanian (PERMASETA). Belum lepas dari ingatan,waktu kawan kita Achmad Syahid (Sosek PKP 97)--kabar terakhir sudah jadi Deputy Anggota DPR,Tri Wahyu Nugroho (Sosek Agribisnis 97)--sekarang Dosen di almamater tercinta..dengan sangat rasional dan argumentatif mengetengahkan pentingnya tetap bertahan dengan nama organisasi "HIMASEP" mengingat banyaknya tautan historis yang sudah mengakar dalam memori jurusan hingga universitas mengenai eksistensi "Himasep" ini.Bagi sebagian peserta yang lain,mengingat memori mereka tentang Himasep yang lebih sering "terpeleset" dengan kepanjangan "Himpunan Mahasiswa Seneng Photo photo" (lantaran aktivitasnya lebih ke hura2 ketimbang serius) menyajikan argumentasi yang tidak kalah rasionalnya.Diantaranya,yang cukup kritis mendukung perlunya nama baru bagi organ mahasiswa jurusan sosek adalah ; Munawar (yang namanya sering diplesetkan menjadi "Man of War ato Manowar" mungkin,lantaran suaranya baru muncul ditengah-tengah perdebatan,ato lebih mirip panglima komando jihad,he..he..he..just kidding!).Pemuda hitam manis anak Sosek 98 yang terbiasa pake celana cungklang (khas aktifis mesjid) ini memimpin koor suara peserta musyawarah akan pentingnya sosek punya nama organisasi baru agar dapat melakukan upaya reformasi besar-besaran ditubuh lembaganya.Maklum,organisasi ini vakum 1 tahun pasca dibekukannya kelembagaan mahasiswa oleh mahasiswa sendiri di era puncak reformasi 1998-1999.Pada akhirnya,klimaks dari musyawarah adalah..voting,dan hasilnya,sebagaimana akhirnya kita ketahui,HIMASEP berubah menjadi PERMASETA. Malam itu,maghrib di jurusan sosial ekonomi,menjadi malam "kemerdekaan" kala ketuk palu deklarasi berdirinya PERMASETA disahkan.

Sesuatu,yang rasanya ada yang hilang? yah HIMASEP telah meninggal seiring lahirnya PERMASETA. Namanya boleh hilang,namun nampaknya foto-foto yang telah ter-posting dalam blog ini serasa ingin bicara,bahwa HIMASEP masih ada dalam memori teman-teman para alumni yang pernah merasakan bangku kuliah hingga dekade 1998,karena sampai waktu tersebut mereka masih merasakan enaknya SPKL yang kegiatannya mirip kayak karnaval,yah karnaval yang intelek pastinya bok..
Kalo banyak diantara pembaca sekalian yang masih menyimpan aneka sertifikat HIMASEP,rasanya anda masih pantas untuk punya kebanggaan yang tinggi. Karena meski waktu telah berubah,dan HIMASEP telah almarhum diganti pewarisnya yang bernama PERMASETA, namun eksistensi-nya or fosil-fosil kejayaanya sampai sekarang tetap ada.Setidaknya ada dihati anda semua.Karena seperti yang Shakespeare torehkan,"Apalah arti sebuah nama".Kita semua tidak menuliskan HIMASEP diatas batu,tapi kita menuliskannya di hati kita,dengan penuh cinta akan banyak kenangan bersamanya.

Untuk teman-teman aktifis PERMASETA,menjadi tugas besar yang harus anda turunkan kepada generasi Sosektaers selanjutnya,untuk memastikan bahwa hanya sejarah yang terbaik yang berulang,kalo bisa jangan sampai memori yang baik yang saat ini sedang dibangun oleh PERMASETA,menjadi berganti dengan yang baru.Karena kita tidak ingin "Kisah Tak Sempurna" terulang lagi.

2 komentar:

Green_Black_Herliey mengatakan...

Alhamdulillah . .mas syachid n mas tri wahyu berhasil . .hhe

Green_Black_Herliey mengatakan...

Alhamdulillah mas syahid, mas endro n mas tri wahyu berhasil . .hhe