Rabu, 04 Juni 2008

AGAR TERHINDAR DARI KENAIKAN HARGA-HARGA

By Luqman Setiawan

(*Respons atas 2 postingan soal kenaikan BBM (postingan Oom Sis "Kenaikan BBM sudah tepat",dan postingan Oom Rachman "Waktunya berhitung ...")

Akhirnya,gak kuasa juga saya menulis topik yang satu ini.Benernya,niatnya mau release setelah "sistem" yang lagi saya godok sudah mateng.Tapi setidaknya,saya akan mulai men-share ke temen-temen Sosektaers 96 se-perjuangan.Tentang,bagaimana sebaiknya kita terhindar dari kenaikan harga-harga yang kayaknya gak pernah bisa kita hindari.

Untuk memulai tulisan ini,seperti biasa saya ingin memulainya dari masa lalu sebagai cermin buat saya dan kawan-kawan sekalian.Di awal 90-an,booming industri lagu anak-anak seiring dengan terbukanya keran industri broadcast nasional dengan launching-nya RCTI (remember?) diantara lagu anak-anak yang populer,mungkin temen-temen gak asing dengan lagu "Tukang Bakso".Memang pada waktu populernya lagu itu kita sudah gedean (sudah SMP) tapi pasti telinga kita ga asing denger syair-syairnya kan? ...

"Abang Tukang Bakso...Mari-mari Sini...aku Mau Beli...bla..bla..bla..(naah ini syair yang aku ingin tunjukkan:)...Satu Mangkok Saja Dua Ratus Perak (!) yang banyaak baksonya ...
bla..bla..bla..."
Naah lho! 18 tahun yang lalu saat lagu ini mengudara jadi bahan hapalan nyanyi adik2 kita,harga standar untuk 1 mangkuk bakso cuma 200 rupiah.Sekarang? harga bakso tek-tek yang paling standar 5000 rupiah? Artinya,dengan logika ekonomi yang kita dapat dari bangku kuliah dulu,semangkuk bakso dibayar dengan rupiah...ternyata harganya menguat 25 kali.Atau bahasa ekonominya : semangkuk bakso nilainya mengalami apresiasi nilai terhadap rupiah sebesar 250% dalam tempo 18 tahun ! Kalo kalimatnya dibalik,..rupiah nilainya mengalami depresiasi terhadap semangkuk bakso sebesar -250%.Atau arti matematikanya :selembar uang 5000 rupiah nilai riilnya tinggal 4,75% saja atau bahkan lebih !!! (alias merosot) dalam tempo 18 tahun.

Itu baru 18 tahun,naah coba perhatikan yang satu ini.
Di salah satu buku kuno tentang Ekonomi Pertanian terbitan tahun 1971 ada kolom indeks harga komoditas.Diantaranya yang saya ingat,harga jagung ! yah,harga se-tongkol jagung tahun 1971 di awal kegemilangan orde baru adalah 5 Rupiah ! Naaah berapa harga se-tongkol jagung tahun ini ? harga 1 tongkol di panen raya (artinya,harga di basis yang termurahnya!) adalah 5000 Rupiah ! Naah itu artinya dalam tempo 37 tahun rupanya rupiah kita merosot nilai-nya sebesar 1000 persen !

Masih belum puas ? Mari kita lihat sekeliling kita.Saat anda parkir kendaraan.Berapa harga yang harus dibayar buat tukang parkir?Waktu kita kita masih kuliah dulu,parkir motor cuma 200-300 perak.Lha sekarang kalo kita kasih sebesar itu? Insya Allah kita ditonjokin tukang parkirnya.Tul Gak? he..he..he..

Lantas apa hubungannya dengan judul postingan yang diatas? mau provokasi? no..no..no..my friend.Wait the minutes,I just want to tell you right now.Kebenaran ! yach saya ingin menyampaikan kebenaran dengan sedikit ilmu yang saya dapat dengan pas-pasan di bangku kuliah jurusan Sosek Pertanian Unibraw.Bapak Sujarwo....help me kalo ada salah argumen ilmiah yaa...

Begini,harga-harga menjadi jumpalitan gak masuk dalam logika penghasilan kita selama ini adalah karena kita tidak menggunakan index nilai tukar yang adil.Siapa yang tidak adil?Nilai tukarnya! Uangnya yang tidak adil! yup uang yang kita pake sebagai pilar dari semua transaksi dan logika ekonomi selama ini sebagai biangnya gak adil! Biangnya kenaikan harga-harga.Bagaimana argumennya?Ada 3 hal ;

Pertama,Uang kertas alias--bahasa kerennya--" fiat money"(artinya seluruh uang kertas mulai dollar,pound,sampe rupiah)dicetak dengan amat sangat tidak adil ! Uang kertas dicetak dan terus dicetak tanpa dukungan asset.For your info,pasca pertengahan 1971 pemerintah USA memutuskan keluar dari Bretton Wood Agreement (sebuah pakta yang menjamin tiap lembar dollarnya di back up oleh aset riil berupa emas oleh federal reserve-alias bank sentral-nya).Artinya,mulai tahun 1971 sampai sekarang tiap lembar dollar gak ada jaminan intrinsik asset-nya.Bahasa kasarnya,mulai saat itu sampai sekarang,uang kertas dolar dan semua duit kertas/logam rupiah yang kita pegang adalah duit omong kosong alias Fiat Money!

Kedua,Ilmu "permalingan" jurus paling canggih abad ini !!! yang dimainkan oleh perbankan dan afiliasi-nya (perusahaan pembiayaan kredit,dll),yaitu yang dikenal dengan :Sistem Cadangan Sebagian yang bahasa kerennya ..."Fractional Reserve System".Melalui sistem ini, para bankir kita beserta turunannya (sampai ke Account executive-nya) diberi kekuasaan menyamai kewenangan Tuhan yang Maha Kuasa untuk ...MENCIPTAKAN UANG DARI KEHAMPAAN !!!(Allah punya ilmu "Kun fa yakun") atau bahasa balikpapannya ..Create money from nothing !
Masih bingung ! pastinya ! Begini,sesuai dengan UU BI (mengacu para perintah IMF) BI buat aturan PBI mengenai kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM) dimana seluruh bank se-Indonesia hanya diberi kewajiban menyimpan 5% saja dari total 100% duit titipan seluruh nasabahnya untuk disetor ke BI.Hebatnya,karena 5% duit mewakili 100% artinya,nilai buku 100% riil sah dan legal secara hukum untuk di copy paste 20 kali (inget cadangan 5 % GWM BI, jadi 100%duit:5%cadangan=20 x potensi max penciptaan duit).Untuk gampangnya kita ilustrasikan secara riil,begini ;semisal si Benu (mohon maaf kalo ada yang namanya mirip2) menyimpan duitnya di Bank "Abal-Abal" sebesar 1 juta rupiah.Degan iming-iming bunga 8% setahun,lebarlah senyum si Benu membayangkan nikmatnya jadi juragan duit.Naah si Bank "Abal-abal "membukukannya dalam rekening tabungan Badu sebesar 1 juta rupiah.Understand? naah sampe sini belum muncul masalah.Masalahnya baru muncul setelah Bank Abal-abal mem-posting pembukuannya (closing) ke BI yang bahasa kerennya..kliring..dengan hanya menyetorkan 5% dari duit tabungan Badu yang 1 Juta rupiah itu.Dalam sistem IT bank sentral,recordnya; Collateral Deposit Bank "Abal-abal" adalah 1 juta rupiah (adil gak?Bank Abal2 cuma setor 50 rebu (5% doang dari 1 jutanya si Badu) tapi di record BI-nya 1 juta?).Naah ediaan-nya lagi,dan praktek ini yang dilakukan oleh seluruh bank di seluruh dunia,95 % duit si Badu yang riil itu,yang jumlahnya 950 rebu (1 juta-5%) di re-posting oleh Bank "Abal-abal" untuk untuk beranak duit dengan cara...Bank "Abal-abal" mencari mangsa..mengutangkan duit tersebut ke konco-konco afiliasinya sebanyak sampai 20 kali atau sampai bunga-nya gak bisa lagi rasional untuk dibayar oleh nasabah!dalam kasus Bank Abal-abal,semisal,Bank "Abal Abal" bermitra buat perusahaan lagi or punya pengikut bank yang asetnya lebih rendah darinya,misalnya : "Multi Pembiayaan Abal Abal".Naah Bank "Abal-abal" sebagai bank induk-nya menurunkan duit-nya Benu (ini ilustrasi sederhananya aja biar gambang dicerna) dalam bentuk Plafon kredit dengan bunga.Naah bunganya ditetapkan secara sepihak oleh Bank "Abal abal" berdasarkan patokan kurs bunga yang ditetapkan oleh Bank Sentral (BI).tentunya harus lebih besar dari bunga BI,karena kalo lebih kecil bunganya maka logikanya semua duit si Benu di taruh aja di BI,ga usah ngapa-ngapain duit sudah beranak pinak.ambil contoh,gampangnya.BI tetapkan bunga yang kerennya punya nama produk : Sertifikat BI sebesar 7%.Angka 7 % SBI jadi acuan si Bank "Abal-Abal buat netapin" buka plafon kredit buat konconya : Multi pembiayaan Abal-abal sebesar 1 juta rupiah (lho kok?iya sebab nantinya dengan aneka ketentuan administrasi perbankan,ada saldo minimum plafon buat si kreditor,alias gak murni 1 juta rupiah yang dia bisa akses).Ambil contoh,Bank Abal-abal netapin bunga 10% buat makmum-nya :Multi Pembiayaan Abal-abal.Dari sini aja Abal-abal dapet margin 2% tanpa resiko (10%-8% buat si Benu) yang berarti tetep pegang duit 950rb(lha wong duitnya masih ditangan dia) dapet untung 2%.Yah duitnya ga cash to cash,melainkan masih dalam bentuk plafon yang di posting ke rekening a/n.Multi Pembiayaan Abal Abal.Lantas si Multi Abal Abal ini kan gak mau ketiban sampur kebebanan bunga-nya.Dia puter otak,diturunkanlah lagi duit ini,misalnya ke lembaga Koperasi Karyawan Kaciaan deh Loe(K3dL).Plafon duit yang sama ditanam sebesar 1 juta rupiah dengan bunga 15%.Dengan skema yang sama,K3dL juga mau dapet untung dan gak mau bayar bunganya dong! maka diputerlah otak supaya bisa dapet duit dengan hanya "bekerja" lobi sana-sini biar duit beranak.K3dL lobi Direktur HRD PT.Kacian deh Loe buat program kredit murah untuk karyawan.Program tersebut diterima dan berjalan,disambut dengan sukacita oleh segenap karyawan PT.Kacian deh Loe dengan bunga sebesar 21% (itungannya:15% buat Multifinance Abal-abal,2% buat margin K3dL bayarin operating cost-nya,2%buat entertain mijet dan bayarin selir-nya Direktur HRD yang udah buka jalan ke seluruh karyawan,sisanya ditilep bagi rata sesama elit Koperasi Karyawan buat tambah-tambah bikin rumah untuk istri muda.He..he..he..ini cuma ilustrasi,tapi Insya Allah..ini realitanya lho.Dalam prakteknya,duit yang dikucurkan turun menurun macam ilustrasi diatas sampai menurun 20 kali hingga benar-benar sampai ketangan ekonomi riil.Mengerikan sekali bukan sistem ekonomi kita yang di back up sama perbankan?

Ketiga, kalo yang ini so pasti gak asing lagi.Yah,Bunga uang alias Rate.Seperti ilustrasi di atas,sistem perbankan kita memang sudah mendarah daging ber-praktek dengan sistem mem-bungakan duit.Sistem rente ini juga salah satu penyumbang naiknya harga-harga.Disebabkan karena operating cost usaha meningkat (karena dibiayai oleh perbankan,dengan bunga,dan sialnya lagi alat bayarnya pake duit-duitan alias fiat money).Akibatnya...harga-harga berubah merupakan sesuatu yang pasti,atau bahasa kerennya terjadi penyesuaian harga.

Lantas,bagaimana kita terhindar dari kenaikan harga-harga?
Dan inilah inti dari tulisan panjang kali ini.Dalam strategi ilmu intelejen perang,mengutip mentor terdahulu (konon,ybs mantan intel),ada satu petuah strategi yang simple."Kalo anda ingin mengusir tikus keluar dari sawah,bakarlah sepanjang pematang dan sisakan satu garis pintu keluar (buat si tikus)".Menurut pengalaman kita waktu KKN dulu,bukankah demikian cara tradisional yang paling efektif dalam menghajar si tikus biar tunduk sama kita?
Trus kongkritnya gimana?(gini nih,gaya menyela temen2 kita or aku ? dulu kalo gak sabar ndengerin rekan yang lagi nge-dabrus di forum diskusi).Yaaa...konkritnya,kita "Bakaaar" pematang sawahnya,dan sisakan pintu buat si Tikus kabuuuur keluar sawah buat cerita ke temen2nya agar jangan mengusik kita.Dalam konteks ini siapa TIKUS dunia yang jadi biangnya akan saya ceritakan dalam kesempatan lainnya.Naah,dari pelajaran tulisan ini,ada 3 lajur pematang yang harus kita "bakar".Pertama,apa kawan-kawan? yah..yang pertama Uang Fiat alias fiat money.Gimana cara bakarnya? kurangi pemakaian uang fiat kita (rupiah,dollar,pound,dll),dan rubah iddle money (tabungan kita dari tabungan duit rupiah or derivative-nya : reksadana,saham,forex,dll) ke tabungan yang kita simpen dalam bentuk...DINAR ! Oooops tunggu dulu.ini bukan dinar irak maksudnya.Tapi Dinar menjadi ketetapan dalam Al qur'an dan Sunnah rasul.Dinar adalah koin emas dari emas murni 22 karat seberat 4,25 gram (ukuran arabnya : 1 Mitsqal=32 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya). Yahh untuk selamat dari kenaikan harga-harga,selamatkan duit yang kita dapat dengan susah payah dengan segera rubah iddle duit sisa belanja RT ke Dinar.Sejarah mencatat 14 abad yang lampau sejak jaman rasul sampai sekarang, harga-harga nilainyasama=tetap jika menggunakan index harga dinar.Yang paling gampang kita dengar..harga 1 ekor kambing terbaik buat kurban harganya dari jaman rasul sampe sekarang tetap yaitu seharga 1 dinar (kurs dinar saat posting tulisan ini = 1 dinarnya =Rp 1.186.500)! harga ayam dari jaman

hingga sekarang tetap 1 dirham (1 dirham beratnya 2,975 gram perak murni 99 karat).Jadi langkah pertama tanggul sawah buat keluarnya si Tikus adalah dengan...rubah setiap selisih iddle rupiah sisa belanja ke dinar.Insya Allah,bagi yang punya niat naek haji,beli rumah,beli tanah,buat biaya sekolah si kecil sampe profesor,dinar adalah solusi pengaman aset anda (note :ini informasi lho,bukan promosi,he...he..he..).Kurs dinar mengacu pada harga emas internasional,dan kalo anda rajin kunjungan ke portal-portal emas macam www.kitco.com,maka anda akan takjub melihat history harga emas dunia sepanjang kurun waktu anda klik..kejayaannya tak terkalahkan dengan mata uang kertas abal-abal manapun.Rata-rata apresiasi dinar (emas) per tahun-nya terhadap rupiah dalam 10 tahun terakhir 28 % dan dalam dollar 8,9 %,artinya kalo simpanan anda yang duit kertas itu anda switch ke dinar,Insya Allah nilai-nya tetap dan tidak tergerus sepanjang waktu.Just info,nilai dollar terhadap dinar emas hanya tinggal 5 % saja dalam 40 tahun terakhir (pasca Bretton Wood Agreement yang

dibatalkan sepihak oleh USA).Mengingat berbahayanya,ilmu pengetahuan yang satu ini bagi kelangsungan praktek monopoli ekonomi kapitalis dunia berbasis duit duitan kertas,maka tidak heran seluruh negara didunia ini bungkam seribu bahasa tidak menyampaikan kebenaran sebagaimana adanya.Karena kalo rakyat tahu ini dan rame2 kabuuur meninggalkan rupiah,or duit fiat lainnya maka negara bakal collapse dalam hitungan detik.Kenapa? lha wong cadangan emas BI aja tetap selama 40 tahun terakhir yaitu "cuma" 96 ton emas atau kalo di convert dengan total duit beredar dan duit dalam account bank se -Indonesia ternyata nilainya cuma gak lebih dari 2% saja.Artinya,duit rupiah yang kita pegang ini ternyata total duitnya cuma di back up sama aset riil emas senilai 2% dari nilainya saja.Langkah selanjutnya,kalo rakyat sudah pada kompak pake dinar (kalo menurut saya gak perlu semuanya,yaa sepersekian persen aja sudah cukup),maka otomatis bergeraklah sektor riil,karena pemegang dinar kalo sudah 20 keping dan kena nisabnya ..otomatis wajib zakat maal,or bagi yang pegang dirham kalo sudah nisabnya pas dia punya 200 keping maka dia wajib kena zakat maal yang masing2 2,5%.Marak juga secara otomatis sistem qirad (pemilik dinar menginvestasikannya ke sektor riil/pengusaha),mudharabah (bagi hasil,hampir sama dengan qirad cuma beda tafsir aja).Maka terputuslah rantai pertama kenaikan harga-harga,yaitu : fiat money.


Langkah kedua untuk terhindar dari kenaikan harga-harga,yaa ini terlalu ekstrim,dengan mengurangi peran perbankan dalam kehidupan ekonomi kita.Menurut pakarnya,sebenarnya peran bank yang paling masuk akal cuma 2,yaitu fungsi :transfer ballance-nya,dan jasa titipan di Save Deposit Box-nya.Selain itu,peran bank dan antek2nya kayaknya cuma akal-akalan saja.


Langkah ketiga,stop berekonomi dengan rente ! Stop rente policy sudah dijalankan oleh perbankan syariah kita (tapi 2 pilar yang saya sebut masih mereka jalankan).Jadi jangan terjebak sama rente kapanpun dan dimanapun.Karena tiap detik closing aktifitas itu dalam kehidupan masyarakat,maka di detik yang sama kenaikan harga menjadi tak terhindarkan.Pasti deh!


(Artikel ini cuma pengantar lepas aja,mengenai Apa itu Dinar,Dirham,Ekonomi Alternatif,Bagaimana cara mendapatkan Dinar,Dirham,Transfer balance,titipan depositnya,referensi,
monggo..japri via email)

Tidak ada komentar: